• Minggu, 21 Desember 2025

Diduga Meninggal Dianiaya , Kematian Pelajar SMP di Samarinda Dilaporkan ke Polisi

Photo Author
- Sabtu, 8 November 2025 | 07:12 WIB
Ayah MR memperlihatkan foto jasad putranya yang meninggal dunia dengan kondisi tidak wajar. (oke/sapos)
Ayah MR memperlihatkan foto jasad putranya yang meninggal dunia dengan kondisi tidak wajar. (oke/sapos)

 

SAMARINDA KOTA – Misteri menyelimuti kematian seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) berinisial MR (14) yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir, pada Senin (27/10/2025) dini hari. Awalnya, keluarga menduga kematian MR wajar, namun kecurigaan muncul setelah adanya dugaan bahwa korban tewas akibat penganiayaan oleh teman bermainnya.

Jenazah MR sudah dimakamkan di Pemakaman Muslimin KM 4, Jalan Soekarno Hatta, Kutai Kartanegara (Kukar). Namun, selang tiga hari setelah pemakaman, tepatnya Rabu (29/10/2025), ibu korban, Sartia (41), mendapatkan informasi mengejutkan dari teman MR berinisial AI.

Baca Juga: Pastikan Penyebab Kematian, Polisi Siapkan Autopsi Jenazah Pelajar SMP di Samarinda

AI mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, MR sempat menjadi korban pemukulan dan tendangan oleh remaja lain berinisial SP (12).

Berawal dari Ejekan, Berujung Lebam di Tubuh

Sartia, didampingi Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, menceritakan kronologi dugaan penganiayaan tersebut yang terjadi pada Minggu malam (26/10/2025) sekitar pukul 20.30 Wita.

“Menurut keterangan AI, peristiwa bermula dari ejekan antar teman. SP yang tersinggung kemudian memukul wajah dan menendang perut MR,” ujar Sartia lirih, Kamis (6/11/2025).

Menurut kesaksian AI, pemukulan itu membuat MR sampai menangis kesakitan sebelum akhirnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, MR tidak menceritakan kejadian tersebut kepada keluarganya, ia hanya mengeluh sakit kepala hebat.

“Sekitar jam satu malam, napasnya seperti ngorok dan mulutnya keluar buih. Tak lama kemudian anak saya meninggal,” kenangnya.

Keesokan harinya, saat jasad MR dimandikan, keluarga sempat melihat adanya lebam di tubuh korban, tetapi belum menghubungkannya dengan penganiayaan. Kecurigaan baru muncul setelah kesaksian teman korban, AI, yang membeberkan fakta sebenarnya.

Kasus Ditangani Polresta Samarinda

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Sartia dan suaminya memutuskan untuk mencari kebenaran penyebab kematian putra mereka. Didampingi TRC PPA, mereka resmi melapor ke Polresta Samarinda pada Senin (3/11/2025).

“Kami ingin tahu kebenaran penyebab kematian anak kami agar semuanya terang,” pungkas Sartia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: sapos.co.id

Rekomendasi

Terkini

X