Proses ijab kabul di masjid ini tak dihadiri mempelai perempuan. Mempelai perempuan menanti di asrama putri.
Ijab kabul hanya dilakukan pasangan pria dengan penghulu disaksikan wali dan undangan. Setelah satu-satu mengikuti proses ini, barulah lepas wajah tegang dari mereka. Tapi ketegangan belum selesai, karena mereka sama sekali belum pernah melihat seperti apa calon pendamping hidup.
Setelah ijab kabul, biasanya sesudah salat zuhur atau asar, santri putra baru menemui istri mereka di asrama putri.
Baca Juga: Kilas Balik Pernikahan Mubarakah Ponpes Hidayatullah 11 Tahun Lalu; Jodoh di Tangan Ustaz
“Hidayatullah membangun satu peradaban dengan pernikahan massal. Ini adalah pilihan baik menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern. Kita perlu ada peradaban baik untuk pilihan bangsa ini agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif,” kata Rizal Effendi ditemui setelah ijab kabul. (far)
