BALIKPAPAN- Meskipun Pemkot Balikpapan telah menyelesaikan pembebasan lahan untuk Bendali Ampal Hulu, proyek vital ini masih menghadapi hambatan utama: ketersediaan dana fisik. Pembangunan bendali yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp80 miliar masih bergantung pada kepastian pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) atau dukungan provinsi.
Saat ini, pengerukan lahan baru dilakukan dengan anggaran Rp6 miliar melalui program karya bakti TNI, yang ditargetkan rampung akhir Agustus 2025. Namun, pengerjaan fisik bendali tidak dapat dimulai jika pendanaan pusat belum turun. Kepala Bidang Sumber Daya Air DPU Balikpapan, Jen Supriyanto, berharap percepatan di tingkat daerah dapat mendorong pemerintah pusat untuk segera menindaklanjuti, sehingga target penurunan genangan pada 2026 bisa tercapai. Situasi ini menyoroti tantangan kolaborasi pendanaan antara pemerintah daerah dan pusat dalam proyek infrastruktur strategis.
Baca Juga: Penanggulangan Banjir Balikpapan Jadi Prioritas Ekonomi, Proyek Bendali Ampal Dikebut
Pemerintah Kota Balikpapan menyadari bahwa membangun bendali saja tidak cukup untuk mengatasi banjir. Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air DPU Balikpapan, Jen Supriyanto, penanganan banjir harus dilakukan secara komprehensif, dengan mengintegrasikan pembangunan bendali dengan revitalisasi dan pelebaran saluran air. "Bendali tanpa saluran pendukung tidak akan efektif. Jadi, keduanya harus berjalan beriringan," jelasnya.
Selain membangun Bendali Ampal, Pemkot juga mengalokasikan sekitar Rp10 miliar tahun ini untuk pelebaran saluran di berbagai titik genangan, seperti di Jalan Beler dan Indutani. Namun, semua upaya infrastruktur ini akan sia-sia tanpa partisipasi aktif masyarakat. Jen menekankan, "Kalau infrastruktur sudah disiapkan tapi perilaku masyarakat tidak berubah, misalnya membuang sampah ke saluran, banjir akan tetap berulang." Kolaborasi antara pemerintah yang menyediakan infrastruktur dan warga yang menjaga lingkungan adalah kunci utama untuk mewujudkan Balikpapan yang bebas banjir. (*)