PROKAL.CO, BALIKPAPAN-Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah di Gunung Tembak, Balikpapan, kembali menggelar pernikahan mubarakah yang diikuti para santri dan santriwati ponpes tersebut.
Ajang ini akan dihelat pada Minggu (3/11/2024). Direncanakan ada 21 pasangan yang mengikuti nikah mubarakah ini.
Prokal.co akan menerbitkan ulang tulisan tentang pernikahan mubarakah yang pernah tayang sebelas tahun lalu di Kaltim Post (grup Prokal.co). Tulisan yang dibuat Faroq Zamzami, wartawan Kaltim Post dan Prokal.co ini tidak diperbaharui, ditayangkan seperti layaknya saat terbit di edisi cetak Kaltim Post pada 25, 26, 27 Juli 2013. Berikut tulisan ketiga.
ABDUL Ghofur Hadi, tenang menuruni anak tangga Masjid Ar-Riyadh, Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah, Gunung Tembak, Balikpapan. Tangan kirinya menyingsingkan celana hitam tepat di atas mata kaki.
Siang itu, 14 Juni 2013, Ghofur baru selesai memantau tahapan Pernikahan Mubarakah di pesantren ini. Dia pembantu utama dalam struktur Steering Commite Pernikahan Mubarakah 2013.
Gaya Ghofur santri banget. Gamis putih dipadu songkok warna sama. Tas punggung menggantung di bahu kiri. Tas hitam yang tak lagi pekat, sobek segaris di bagian tali kanan. Benangnya tercerabut. Walau begitu, Ghofur tetap percaya diri mengenakannya. Sangat sederhana.
Dagu ayah dua anak ini ditumbuhi janggut yang tak lebat. Helainya hanya mengisi beberapa bagian pori. Jarang-jarang, tapi panjang. Tutur katanya pelan. Menatap sesaat, diam sekian detik, baru menjawab saat diberi tanya.
“Tadi (14 Juni 2013) di masjid ada proses taaruf (silaturahmi mendekatkan diri) santri yang mau menikah,” katanya, saat bincang di Kantor Pusat Ponpes Hidayatullah, siang itu. Kantor utama dan masjid jaraknya tak lebih 50 meter.
Taaruf yang dimaksud pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur (Jatim), 11 Desember 1974 ini, dalam nikah mubarakah, bukan santri putra taaruf kepada santri putri dan keluarga.
Sampai usai ijab kabul, dalam nikah mubarakah atau yang lebih dikenal nikah massal, kedua mempelai tak pernah bertemu. Satu kali pun!
“Taaruf-nya antara calon mempelai dengan panitia dan guru serta santri di sini (Hidayatullah). Karena yang mau menikah kan bukan cuma dari sini, ada santri dari Hidayatullah Jakarta, Sulawesi Selatan, sampai Papua,” katanya.