balikpapan

Kilas Balik Pernikahan Mubarakah Ponpes Hidayatullah 11 Tahun Lalu; Jodoh "di Tangan" Ustaz 

Rabu, 30 Oktober 2024 | 16:00 WIB
PUSAT: Kantor Pusat Hidayatullah di Gunung Tembak, Balikpapan. (DOKUMENTASI PONPES HIDAYATULLAH)

MOMENTUM: Tulisan tentang nikah mubarakah yang terbit di halaman 1, Kaltim Post, 27 Juli 2013. (KALTIM POST)

PROKAL.CO, BALIKPAPAN-Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah di Gunung Tembak, Balikpapan, kembali menggelar pernikahan mubarakah yang diikuti para santri dan santriwati ponpes tersebut. 

Ajang ini akan dihelat pada Minggu (3/11/2024). Direncanakan ada 21 pasangan yang mengikuti nikah mubarakah ini.  

Prokal.co akan menerbitkan ulang tulisan tentang pernikahan mubarakah yang pernah tayang sebelas tahun lalu di Kaltim Post (grup Prokal.co). Tulisan yang dibuat Faroq Zamzami, wartawan Kaltim Post dan Prokal.co ini tidak diperbaharui, ditayangkan seperti layaknya saat terbit di edisi cetak Kaltim Post pada 25, 26, 27 Juli 2013. Berikut tulisan keempat alias terakhir.

 

ABDUL Qadir Jailani berusia 31 tahun saat Ponpes Hidayatullah pindah ke Gunung Tembak, Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur, 1976 silam. Saat itu, ponpes mulai berdiri di atas tanah wakaf H Darman atas petunjuk wali kota Balikpapan masa itu, Asnawi Arbain, yang meninggal pada Jumat, 26 Juli 2013, pukul 16.50 Wita.

Luas tanah wakaf tiga hektare. Sebelumnya, ponpes berdiri di Karang Bugis, Balikpapan Tengah. Abdul Qadir adalah perintis dan kader awal pesantren ini.

Di garis perjalanan Hidayatullah, namanya tercatat sebagai angkatan pertama nikah mubarakah atau yang lebih dikenal dengan nikah massal. Angkatan pertama pernikahan ini ada dua pasangan. Ustaz Abdul Qadir dan pasangannya serta Ustaz Sarbini dan pasangannya. 

“Sebelum saya (nikah mubarakah), santri Ustaz Abdullah Said (almarhum, pendiri Ponpes Hidayatullah) sudah ada yang dinikahkan. Tapi masih satu pasangan, satu pasangan. Pas saya, ada dua pasangan, jadinya dicatat sebagai awal,” kata Abdul Qadir, saat bincang usai pernikahan mubarakah di ponpes itu, pada 16 Juni 2013.

Kata dia, dari angkatan pertama sampai sekarang, tiap pasangan dalam pernikahan ini memang tak saling mengenal. Mereka pasrah untuk menyerahkan pasangan hidup kepada Allah dan mengikhlaskan prosesnya kepada para ustaz.

 Baca Juga: Kilas Balik Pernikahan Mubarakah Ponpes Hidayatullah 11 Tahun Lalu; Berawal dari Keresahan Sang Pendiri  

Tiap tahun, jumlah peserta yang menikah bervariasi. Ada 37 pasangan, 47 pasangan, bahkan pernah tercatat paling besar adalah 100 pasangan. Tahun ini, ada 50 pasangan yang dinikahkan. Pada 2011 ada 30 pasangan dan 2010 ada 23 pasangan.

Dulu, kata dia, pemikiran Ustaz Abdullah Said menikahkan para santrinya untuk mengimplementasikan pernikahan Islami. Pernikahan tanpa pacaran. Pernikahan ini, terang dia, adalah proses untuk mematangkan keimanan.

“Dulu juga ada pemikiran dari ustaz (Abdullah Said), jangan sampai kader yang dibentuk bertahun-tahun dengan ‘bersakit-sakit’ menikah dengan orang di luar. Nanti kadar kekaderannya akan hilang. Apalagi santri putri,” katanya.

Halaman:

Tags

Terkini