MALANG – Skuad Arema FC punya beban berat. Saat tengah berjuang selamat dari zona merah, mereka harus menjalani duel klasik: derbi Jawa Timur.
Laga melawan Persebaya Surabaya itu akan dihelat di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Rabu (27/3). Melawan tim rival di tengah perjuangan mentas dari zona merah jelas bukan tugas mudah. Apalagi laga tersebut sudah dipastikan berlangsung tanpa penonton.
Artinya, tidak akan ada Aremania yang mendukung langsung di tribune. Sudah begitu, ini akan jadi derbi Jatim perdana bagi Widodo Cahyono Putro. Meski begitu, Widodo merasa tenang. ”Saya pribadi tidak merasakan adanya tekanan mental," kata pelatih Arema FC tersebut.
Widodo menganggap duel kontra Persebaya sama dengan laga-laga lain. ”Sebagai pelatih, saya biasa saja. Intinya harus memenangi pertandingan melawan siapa saja," terang mantan pelatih Deltras FC itu.
Widodo juga menyatakan hal itu kepada anak asuhnya. Pemainnya diminta tetap bermain maksimal seperti duel di laga-laga sebelumnya. Tidak ada motivasi khusus yang diusung.
”Motivasi kami sama saja. Seperti (saat melawan, Red) tim-tim lain sebelumnya. Kami akan fight, tak mau kalah, dan tetap semangat. Karena posisi kami belum aman," tutur pelatih asli Cilacap tersebut.
Saat ini Arema FC ada di posisi ke-15 dengan 31 poin. Memang mereka berada satu setrip di atas zona merah. Tapi, poin mereka sama dengan Persita Tangerang yang ada di batas akhir zona degradasi.
Kedatangan Widodo membuat skuad Singo Edan menggeliat. Dari lima laga, Arema FC mampu meraih tiga kali kemenangan. Sementara dua laga lainnya berakhir dengan hasil imbang dan kekalahan.
Bagi Widodo, kemenangan melawan Persebaya jadi target utama. ”Tugas saya di sini (Arema FC) untuk memenangi pertandingan. Bagaimana caranya fight dan jangan mau kalah. Itu saja," tegas dia.
Karena itu, Widodo mengaku sudah mempelajari kekuatan Green Force. Termasuk membenahi kelemahan anak asuhnya sebelum menjalani derbi Jatim. (gus/c9/ali/jpg/er/k16)