Ery Supriyadi
Wartawan Kaltim Post
Memang benar, kompetisi sepak bola di Indonesia paling menantang. Begitu banyak kebijakan yang dibuat dadakan, bikin liga sangsi untuk dirampungkan.
Siapa sangka, saat Liga 1 musim ini tinggal menyisakan empat pekan di seri regulernya, PSSI lewat surat yang dikirim Sekjen Yunus Nusi, meminta untuk dilakukan penundaan. Alasannya, PSSI tengah fokus menyiapkan tim nasional Indonesia yang akan berjuang di Piala Asia U-23 2024 Qatar, 15 April-3 Mei.
Gayung bersambut. PT Liga Indonesia Baru selaku regulator Liga 1 melalui direktur utamanya, Ferry Paulus mengamini. Pekan ke-31 yang sejatinya digelar 1 April, mesti ditunda sampai tuntasnya turnamen di Qatar yang bukan termasuk dalam kalender FIFA tersebut.
Boleh jadi, kebijakan PSSI ini sebagai respons dari kontestan Liga 1 yang enggan melepas pemainnya untuk membela skuad Garuda Muda. Pasalnya, timnas perlu dihuni pemain-pemain terbaik guna merealisasikan target lolos babak delapan besar.
Namun, melihat performa timnas di bawah arahan Shin Tae-yong akhir-akhir ini, target di atas kemungkinan bisa meningkat. Bablas juara, gak salah juga.
Yang pasti, break kompetisi ini menjadi kesempatan bagi pemain untuk libur lebih lama. Termasuk pulang kampung, berlebaran bersama keluarga. Tidak terkecuali Pieter Huistra. Pria Belanda bisa sejenak melepas ketegangan setelah Pesut Etam memastikan satu tempat di championship series. Kompetisi rehat sejenak plus pastinya dapat “THR” dari Bos Nabiel Husien, Huistra dan keluarga bisa merayakan Lebaran di Negeri Kincir Angin.
Cuma tolong ya, coach. Bila nanti liburan ke Belanda, jangan lupa pulang ke Samarinda! Masih ada tugas penting di depan mata. Kan gak lucu, jelang bergulirnya kembali liga, ada unggahan dengan caption “Thank You” di akun Instagram Borneo FC Samarinda.(*)