FIFA telah menjatuhkan sanksi registration ban bagi lima klub sepakbola asal Indonesia, yaitu Persija, Persiraja Banda Aceh, Persikab Kabupaten Bandung, SADA Sumut, dan Persiwa Wamena.
Sanksi registration ban adalah sanksi berupa embargo transfer pemain terhadap suatu klub. Persija yang merupakan klub legendaris tanah air mendapat sanksi tersebut selama tiga periode.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama Persija Ambono Januarianto optimis klub kebanggaan Jakarta tersebut tidak akan terkena sanksi, karena pihaknya akan menyelesaikan perkara yang dipermasalahkan FIFA tersebut.
Baca Juga: Persija Jakarta Keluarkan Statement Atas Sanksi yang di Jatuhi FIFA : Tidak akan Tinggal Diam !
Pihak Tim Macan Kemayoran menilai sanksi tersebut muncul karena terdapat kewajiban yang belum bisa dipenuhi oleh klub terkait dengan transfer pemain baru pada awal musim ini.
Maka dari itu, jika perkara itu bisa diselesaikan, Ambono yakin Persija akan terhindar dari sanksi embargo transfer. Mereka akan segera berkoordinasi dengan klub asal pemain baru tersebut.
“Kami akan menyelesaikan kewajiban dengan klub terkait dalam waktu dekat sebelum bursa transfer baru dibuka,” kata Ambono seperti dikutip dari Antara.
Ia berharap sanksi tersebut bisa segera dicabut setelah Persija menyelesaikan kesepakatan dan kewajiban dengan klub asal pemain baru itu.
Sebagai informasi, Persija Jakarta pada awal musim Liga 1 2023/2024 mendatangkan enam pemain baru. Mereka adalah Rizky Ridho (Persebaya Surabaya), Akbar Arjunsyah (Gresik United), Ryo Matsumura (Persis Solo), Maciej Gajos (Lechia Gdansk), Marko Simic (tanpa klub), dan Oliver Bias (FK Pribram).
Keempat klub yang dijatuhi sanksi embargo transfer tersebut memulai masa hukumannya dalam waktu yang berbeda-beda. Persija dan Persiraja mulai dijatuhi hukuman sejak 26 Januari 2024, sedangkan Persikab dan SADA memulainya masa hukumannya pada 26 Februari 2024.
Lalu bagi Persiwa, hukuman tersebut bahkan sudah dijatuhkan sejak 12 Mei 2022 lalu dan belum diketahui kapan akan dicabut. Meskipun begitu, Persiwa sebenarnya sudah tidak eksis lagi dalam kompetisi sepak bola tanah air, karena telah merger dengan tim asal Cirebon, Bina Putra.
FIFA tidak merinci secara jelas kasus-kasus apa saja yang menjerat kelima klub tersebut hingga sanksi embargo transfer dijatuhkan.
Namun jika mengutip dari Peraturan Status dan Transfer Pemain serta Kode Disiplin FIFA, vonis embargo transfer dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain kewajiban pembayaran yang jatuh tempo dan pemutusan kontrak tanpa alasan jelas.
Klub yang terkena sanksi embargo transfer masih bisa melakukan pembelian pemain baru, namun resikonya, pemain tersebut tidak dapat didaftarkan sehingga tidak bisa bermain dalam kompetisi resmi yang diikuti klub itu.
***