JAKARTA – Upaya PSSI dalam mencari direktur teknik (dirtek) anyar masih terus berlanjut. Induk olahraga sepak bola di Tanah Air itu hingga kini belum menemukan sosok yang dianggap tepat untuk menjadi pengganti Indra Sjafri.
Proses pencarian dirtek PSSI sudah berlangsung cukup lama. Bahkan hampir setahun sejak rencana itu dikemukakan pada Mei 2023 karena ingin menjadikan Indra sebagai pelatih Indonesia U-22 setelah meraih emas SEA Games Kamboja 2023.
PSSI kemudian sempat memproyeksikan Frank Wormuth sebagai dirtek baru akhir tahun lalu. Namun, kerja sama dengan pelatih asal Jerman itu hanya berlangsung dari sebelum dan hingga Piala Dunia U-17 2023 saja.
Baca Juga: Borneo FC Fokus Rampungkan Reguler Series
Terbaru, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengeklaim telah mendapatkan sejumlah nama. Opsi-opsi tersebut berasal dari Eropa. Namun, hingga kini belum diputuskan karena PSSI masih tahap pertimbangan. ’’Ada 3-4 nama, dari Eropa, Jerman, Spanyol, Belanda, ada yang Inggris,’’ ungkapnya.
’’Salah satunya itu gajinya sudah keluar. Tapi saya lagi mikir. Kalau direktur teknik biasanya enggak setinggi pelatih, ya cuma kan lagi mikir aja, nanti lihat aja,’’ tambah mantan pemilik DC United itu.
Erick mengakui mencari drtek PSSI baru tidaklah mudah. Sebab, sosok yang mengisi jabatan tersebut harus mampu menjadi pemimpin untuk semua pelatih tim nasional. ’’Pelatih yang egonya gede-gede, harus bisa mengatur ego dari para pelatih,’’ katanya.
Selain itu, lanjut Erick, dirtek wajib membantu federasi membuat blueprint sepak bola nasional. ’’Juga bantu nanti sistem kepelatihan. Ini sistem pelatihan dan jangka panjang menemukan formula sepak bola Indonesia, ini formulanya mau kayak apa,’’ terangnya.
Menurut Erick, semua negara sepak bola top dunia punya formula tersebut. Bahkan Jepang sebagai salah satu negara Asia juga sudah mendapatkannya sehingga Negeri Sakura tersebut sudah konsisten.
Erick menambahkan, Indonesia yang kini statusnya masih merangkak menuju 100 besar dalam ranking FIFA harus mulai berupaya menemukan sistem dan gayanya dalam bermain. Indonesia saat ini sebenarnya sudah memiliki filosofi sepak bola sendiri yang bernama filanesia. Lantas, apakah Erick ingin filanesia diganti setelah dirtek baru terpilih? ’’Enggak tahu, kita lihat saja. Saya bukan ahli meramu permainan sepak bola. Tapi ya formula itu kami lihat, harus dibicarakan stakeholder,’’ jelasnya.
Disinggung mengenai kemungkinan posisi pelatih kepala timnas Indonesia berganti setelah ada dirtek baru, Erick menilai hal itu bukan sesuatu yang tidak mungkin. ’’Dinamika itu pasti ada, yang penting kami saling merespek pemikiran untuk memberikan yang terbaik, jangan debat kusir,’’ paparnya. (drw/c17/ali/jpg/er/k16)