• Senin, 22 Desember 2025

Berpisah dengan Borneo FC, Terens Puhiri Berat Tinggalkan Cinta Pertamanya

Photo Author
- Kamis, 10 Juli 2025 | 15:45 WIB
Terens Puhiri
Terens Puhiri

 

SAMARINDA- Menghabiskan masa remaja di Samarinda, meninggalkan jauh kampung halamannya nun jauh di ujung timur Nusantara, Terens Owang Priska Puhiri adalah gambaran nyata anak muda yang bekerja keras untuk menggapai mimpinya. Cita-citanya menjadi pesepakbola profesional pun diretas dan mekar di kota yang terbelah oleh alur Mahakam.

Mengawali langkah kecilnya di sepak bola, Terens kecil melatih bakatnya di SSB Numbay Star Papua. Bakat besar ditunjang dengan kecepatannya saat beradu sprint, pada 2012 namanya terpilih dalam skuad Deportivo Indonesia, klub sepak bola untuk pemain U-16 dan U-17, bentukan PSSI yang mengikuti program pelatihan di Uruguay. Klub ini pun bermain di kompetisi junior sistem liga bola Uruguay.

Setahun berikutnya, Terens pun memulai petualangannya di Samarinda, usai bergabung dengan Persisam U-21. Hanya setahun di tim junior, pemuda kelahiran 13 Oktober 1996 itu kemudian dipromosikan ke skuad utama Persisam. Namun, sayang, kondisi keuangan klub saat itu membuat manajemen akhirnya memutuskan untuk diakuisisi oleh tim yang saat ini bernama Bali United.

Di waktu yang hampir bersamaan itu, lahirlah klub kebanggaan Samarinda saat ini, Borneo FC, tepatnya 2014 silam. Klub yang kala itu masih bernama Pusamania Borneo FC (PBFC) memutuskan untuk mengontrak pemain berpostur 157 sentimeter itu, usai sang pemain dinyatakan lulus seleksi, sekaligus membuat Terens tetap bertahan di ibu kota Kaltim ini. Bisa dikatakan, Terens adalah pemain yang menjadi saksi sejarah berdirinya Borneo FC, sebelum akhirnya di tahun ini, klub melepasnya ke PSS Sleman.

Ia turut menjadi bagian tim yang memulai perjuangan dari Divisi Utama yang saat itu menjadi kompetisi kasta kedua di Indonesia. Sekaligus mengantar Pesut Etam menjadi kampiun di kompetisi 2014/2015 tersebut dan promosi ke kasta tertinggi sepak bola nasional. Bahkan, klub sempat memberikan pengalaman luar biasa, sebagai bagian dari menambah jam terbangnya, ketika ia dipinjamkan ke tim asal Negeri Gajah Putih Thailand, Port FC pada 2017 lalu.

Suka duka dan pasang surut Borneo FC di pentas lapangan hijau nasional dirasakan Terens. Meski lahir di Jayapura, darah Mahakam bisa disebut lebih kental di nadinya. Tak mengherankan jika Terens menganggap Samarinda, khususnya Borneo FC adalah cinta pertamanya.

"Terima kasih Borneo FC, fans dan suporter untuk support-nya selama ini. Borneo akan selalu menjadi rumah dan cinta pertama saya," tulis Terens di kolom komentar postingan Borneo FC yang mengabarkan perpisahannya.

Ya, meski musim nanti, tak ada lagi Terens di Borneo FC, nama Terens akan selalu diingat oleh fans, begitu juga sebaliknya. Tak ada yang perlu diragukan atas dedikasi dan loyalitasnya terhadap klub kebanggaan publik Samarinda ini. Terens bisa diibaratkan sebagai simbol kesetiaan, walau akhirnya harus ada perpisahan. Seperti layaknya cinta pertama, tak akan mudah dilupakan. (rz/nha)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kalah 2 Kali Beruntun, Pelatih Borneo FC Evaluasi

Senin, 8 Desember 2025 | 06:33 WIB
X