“Itu teknik dua kamera,” ujar polisi itu kemudian menyuruh Amar membuat laporan kronologis kejadian ke kantor polisi setempat. “Nanti biar dijelaskan oleh petugas di sana ya.”
Amar lemas, ia ditipu dan merasa sangat bodoh. Tetapi nasi telah menjadi bubur.
“Yang penting bukan kamu yang menipu, Nak,” ujar Pak Haji Edi sambil mengajak Amar makan nasi bungkus.
Tak lama ada telepon dari Pak Rivaldy, Bos Amar. Ia menanyakan mengapa Amar tidak video call saat jadi pengantin. Amar menceritakan semuanya kepada pemilik guest house itu.
“Ya sudah Le, cepat pulang dan nikahi saja Sutinah,” Pak Rivaldi menjawab dengan santai di ujung telepon. (dwi/k8)
SHANTI AGUSTIANI, guru penulis, sosialisator program literasi nasional dan pencinta seni. Beraktivitas sebagai Koordinator Bimbingan dan Konseling, Pembina PIKR dan Pembina Literasi di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kutai Kartanegara.