Mesir telah mengajukan seruan untuk menghentikan pertempuran di Jalur Gaza pada hari Minggu (4/2), dengan menegaskan kembali penolakan mereka terhadap pemaksaan pengungsian warga Palestina dari daerah tersebut.
Panggilan ini muncul setelah pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry dan Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne di ibu kota Kairo.
Dalam konferensi persnya, Shoukry menyatakan, "Mesir menegaskan kembali penolakan terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza," dilaporkan dari Antara News, Selasa (6/2).
Ia menekankan bahwa isu Palestina harus diselesaikan melalui kerangka politik yang komprehensif, sambil mengajukan wacana tentang penetapan jadwal untuk pembentukan negara Palestina.
Sementara itu, Sejourne mengungkapkan kekhawatirannya terkait eskalasi ketegangan di kawasan Laut Merah dan mendesak untuk melakukan gencatan senjata di wilayah Palestina.
Baca Juga: Korban Tewas karena Kebakaran Hutan di Cile Jadi 51 Orang
Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Prancis untuk membicarakan hubungan bilateral dan situasi di Jalur Gaza, demikian disampaikan oleh pernyataan kepresidenan. Kedua belah pihak dengan tegas menyatakan penolakan terhadap segala tindakan atau kebijakan yang berupaya mengusir warga Palestina dari tanah air mereka, demikian juga diungkapkan dalam pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut melaporkan bahwa dalam diskusi tersebut, fokus utama adalah upaya Mesir dalam mencapai gencatan senjata di Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung.
Pembicaraan juga merangkum isu-isu lain, termasuk perkembangan di Sudan, Libya, dan kawasan Laut Merah, seperti yang diungkapkan dalam pernyataan tersebut.
Ketegangan di Laut Merah semakin meningkat seiring serangan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal komersial yang diduga terkait dengan Israel dan respons serangan udara dari AS. Gaza telah menjadi sasaran serangan membabi buta dari Israel setelah serangan oleh Hamas pada 7 Oktober, dengan korban mencapai sedikitnya 27.365 warga Palestina tewas dan 66.630 lainnya terluka.
Sementara itu, diperkirakan hampir 1.200 warga Israel telah tewas dalam serangan dari pihak Hamas. Akibat serangan Israel, sekitar 85 persen penduduk Gaza kini menjadi pengungsi, mengalami krisis pangan, kekurangan air bersih, dan obat-obatan. Selain itu, sekitar 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut mengalami kerusakan atau hancur. ***