• Minggu, 21 Desember 2025

Konflik Thailand-Kamboja Makin Panas: Korban Tewas Jadi 16, Ratusan Ribu Warga Mengungsi

Photo Author
- Jumat, 12 Desember 2025 | 09:35 WIB
Warga sipil Kamboja mengungsi dari rumah mereka di dekat perbatasan dengan Thailand di provinsi Preah Vihear, Kamboja.
Warga sipil Kamboja mengungsi dari rumah mereka di dekat perbatasan dengan Thailand di provinsi Preah Vihear, Kamboja.

 

PROKAL.CO – Bentrokan militer antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan memasuki hari keempat, Kamis (11/12/2025), dengan eskalasi pertempuran yang memaksa lebih banyak warga mengungsi dan meningkatkan jumlah korban jiwa menjadi 16 orang.

Kamboja melaporkan bahwa antara 130.000 hingga 150.000 warga sipil saat ini berlindung di lokasi penampungan sementara, menurut Menteri Senior Jenderal Kun Kim (Khmer Times). Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Thailand Surasant Kongsiri menyebut lebih dari 400.000 orang telah dievakuasi di sisi perbatasan mereka.

Kementerian Dalam Negeri Kamboja melaporkan 10 warga sipil tewas dan sekitar 60 lainnya terluka sejak konflik memanas pada Senin (8/12). Sejak Senin, bentrokan total telah menewaskan enam tentara Thailand dan memaksa lebih dari setengah juta orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Ketegangan meningkat setelah kedua pihak saling melontarkan tuduhan agresi.Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh pasukan Thailand “terus menyerang” kawasan perbatasan dan situs budaya dengan “senjata berat serta jet tempur F-16.” (Agence Kampuchea Presse).

Sementara itu, Angkatan Darat Kerajaan Thailand menuding pasukan Kamboja melakukan “serangan berkelanjutan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja sejak 7 Desember, menembakkan senjata ringan dan senjata berat ke wilayah Thailand, termasuk area permukiman dan fasilitas medis,” (Thai Enquirer).

Menanggapi tuduhan Kamboja, Angkatan Darat Thailand menyatakan bahwa intelijen mereka menunjukkan pasukan Kamboja sengaja “menempatkan posisi militer di dalam komunitas sipil, gedung kasino, dan situs bersejarah sehingga menjadikan lokasi tersebut sebagai tameng.” Thailand sendiri telah mengonfirmasi penggunaan jet tempur F-16 dalam serangan ke wilayah Kamboja.

Konflik ini telah dibawa ke tingkat internasional. Pemerintah Phnom Penh telah mengirim surat kepada Dewan Keamanan PBB pada Rabu (10/12), menuduh Thailand melakukan “tindakan agresi bersenjata yang tidak diprovokasi, melanggar hukum, dan terus meningkat.

”Kamboja juga mengumpulkan bukti untuk kemungkinan membawa kasus tersebut ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag sebagai respons atas “agresi bersenjata Thailand terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Kamboja. ”Sebagai reaksi langsung, Kamboja telah menarik atletnya dari ajang lomba SEA Games ke-33 tahun 2025 yang diselenggarakan di Thailand dengan alasan keamanan.

Di tengah krisis perbatasan ini, beredar spekulasi mengenai kemungkinan pembubaran parlemen Thailand untuk pemilu dini. Perdana Menteri Anutin Charnvirakul menegaskan, “Tidak ada langkah pemerintah untuk membubarkan DPR yang akan mengganggu operasi keamanan nasional di perbatasan Kamboja,” dikutip dari Bangkok Post.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dijadwalkan berbicara dengan para pemimpin kedua negara yang bertikai setelah AS menyampaikan “keprihatinan” atas meningkatnya kekerasan.Konflik ini melanggar perjanjian damai yang baru ditandatangani pada Oktober di Kuala Lumpur. Thailand dan Kamboja telah lama memiliki sengketa perbatasan yang berulang kali memicu bentrokan, termasuk insiden Juli lalu yang menewaskan sedikitnya 48 orang. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X