BANGKOK— Hubungan antara Thailand dan Kamboja kembali tegang setelah serangkaian insiden ranjau darat dan penembakan di wilayah perbatasan. Ketegangan ini mendorong Thailand untuk menunda implementasi kesepakatan damai yang baru saja ditandatangani di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur bulan lalu. Kesepakatan tersebut difasilitasi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Mengutip laporan AFP pada Selasa (11/11), Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, memastikan bahwa pihaknya menunda pembebasan 18 tentara Kamboja. Para tentara tersebut ditangkap saat puncak konflik kedua negara pada Juli lalu, dan pembebasan mereka merupakan poin kunci dalam kesepakatan damai tersebut.
Anutin memimpin rapat Dewan Keamanan di Bangkok sebelum terbang ke Sisaket, provinsi yang berbatasan langsung dengan Kamboja. Kunjungannya bertujuan untuk menemui empat tentara Thailand yang terluka akibat ledakan ranjau di Distrik Kanthalarak saat berpatroli pada Senin (10/11). Salah satu korban dilaporkan mengalami putus engkel kaki kanan dan berada dalam kondisi kritis.
Tuntutan Tanggung Jawab dan Laporan ke PBB
Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, menyatakan bahwa penundaan kesepakatan damai ini akan segera dilaporkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Malaysia, negara yang bertindak sebagai mediator perundingan.
“Sangat penting tanggung jawab Kamboja dengan menunjukkan penyesalan, berpartisipasi dalam investigasi, dan memastikan insiden serupa tidak terjadi lagi,” kata Sihasak, menuntut pertanggungjawaban dari Phnom Penh.
Sementara itu, dari Phnom Penh, Kementerian Pertahanan Kamboja menyampaikan keprihatinan atas insiden ranjau darat. Pihak Kamboja mengklaim bahwa ranjau tersebut merupakan peninggalan konflik masa lalu, bukan bagian dari aktivitas militer terbaru.
“Setelah insiden itu, militer kedua negara di garis depan telah saling berkomunikasi dan saat ini situasinya tetap tenang,” demikian pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Kamboja, seraya menegaskan komitmen mereka terhadap kesepakatan damai yang diteken pada 26 Oktober lalu.
Meskipun Kamboja menyatakan komitmen damai, insiden ranjau yang melukai empat tentara Thailand telah secara signifikan merusak kepercayaan, memaksa Thailand untuk menangguhkan langkah-langkah menuju normalisasi hubungan bilateral. (*)