Sebelum serangan teroris di Gedung Konser Moskow, Crocus City Hall, pada Jumat (22/3) waktu setempat, Amerika Serikat sudah memberikan peringatan. Dua minggu sebelumnya yakni pada Kamis (7/3) waktu setempat, AS sudah memperingatkan tentang kemungkinan serangan di Moskow. Hanya saja, pihak Rusia menganggap peringatan itu sebagai upaya untuk menakut-nakuti warga Rusia.
Sebelumnya, Kedutaan Besar AS di Moskow mengeluarkan peringatan keamanan pada tanggal 7 Maret 2024. Kedubes AS di Moskor memperingatkan bahwa personelnya memantau laporan bahwa para ekstremis mempunyai rencana dalam waktu dekat untuk menargetkan serangan di pertemuan besar di Moskow, termasuk konser. Pernyataan itu memperingatkan warga Amerika bahwa serangan bisa terjadi dalam 48 jam ke depan.
Baca Juga: Serangan Teroris di Gedung Konser Moskow, Puluhan Orang Tewas, ISIS Mengaku Bertanggung Jawab
Hanya saja, suara-suara pro-Kremlin segera memanfaatkan peringatan Kedutaan Besar AS untuk menggambarkan Amerika sebagai upaya menakut-nakuti orang Rusia.
Para pejabat AS mengatakan Putin bisa saja melakukan hal yang sama setelah serangan tersebut, dengan menggunakan hilangnya nyawa untuk melemahkan dukungan bagi Ukraina baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia.
Pada 19 Maret 2024, Putin menyebut pernyataan Kedutaan Besar AS sebagai pemerasan yang nyata yang dibuat dengan tujuan untuk mengintimidasi dan mengacaukan masyarakat Rusia.
Sementara itu, John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, mengatakan bahwa Gedung Putih saat ini tidak memiliki indikasi bahwa Ukraina atau warga Ukraina terlibat.
“Kami sedang memeriksanya. Tapi saya tidak akan menyalahgunakan Anda pada saat-saat awal ini jika ada hubungan apa pun dengan Ukraina," sebut Kirby dilansir dari The New York Times.
“Pikiran kami jelas tertuju pada para korban serangan penembakan yang sangat mengerikan ini,” imbuhnya.
Di sisi lain, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mempertanyakan pendapat awal AS yang mengatakan Ukraina tak ada indikasi terlibat. “Atas dasar apa para pejabat di Washington menarik kesimpulan di tengah tragedi tentang tidak bersalahnya seseorang?” sebutnya. Zakharova juga menambahkan bahwa jika Washington mempunyai informasi tentang serangan itu harus dibagikan.
Kedutaan Besar AS di Rusia juga telah mendesak warga negara AS untuk segera meninggalkan Rusia, harus menghindari konser dan keramaian, serta selalu waspada terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.
Seperti diketahui, sebuah serangan teroris di dekat ibu kota Rusia, Moskow, menyebabkan setidaknya 60 orang tewas dan 147 lainnya cedera pada Jumat (22/3) waktu setempat. Serangan tersebut terjadi di gedung konser Crocus City Hall yang terletak di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia. "Menurut data awal, serangan teroris ke kompleks Crocus City Hall menyebabkan 60 orang tewas dan 147 lainnya cedera," demikian menurut otoritas penyelidikan Rusia.
Sebuah ledakan dilaporkan terjadi dalam serangan ke gedung teater tersebut sehingga menimbulkan kebakaran besar yang melahap sepertiga bangunan tersebut. Media Rusia melaporkan bahwa karena kebakaran tersebut sebagian bangunan Crocus City Hall runtuh. Serangan tersebut terjadi kala kelompok musik setempat akan tampil. Kelompok musik tersebut dilaporkan selamat.