Prokal.co - YERUSALEM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali bermanuver. Seolah tak ingin disalahkan atas pembantaian di Rafah, Netanyahu justru menyebut serangan mematikan yang dilakukan pasukannya itu sebagai kecelakaan tragis.
Dilansir dari Agence France Presse (AFP), serangan misil di kamp pengungsi di Rafah pada Minggu (26/5) malam telah menewaskan 45 orang, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Kekejaman itu juga membuat 249 orang terluka parah.
’’Di Rafah, kami mengevakuasi satu juta warga yang tidak terlibat dan, meskipun kami telah berupaya sebaik mungkin, sebuah kecelakaan tragis terjadi kemarin. Kami sedang menyelidiki kasus ini dan akan menarik kesimpulan,’’ ujarnya pada parlemen Knesset.
Netanyahu bahkan melontarkan nada menantang ketika dicemooh oleh keluarga sandera yang ditahan di Gaza. Ia bersumpah untuk terus melanjutkan pertempuran untuk menghancurkan Hamas. ’’Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan mutlak di Gaza,’’ katanya.
Di negaranya sendiri, Netanyahu juga mendapatkan tekanan. Dia dianggap gagal membebaskan sandera. Di dunia internasional, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah melayangkan surat penangkapan untuknya.
Sementara, Mahkamah Internasional (ICJ) meminta Israel menghentikan serangan ke Rafah. ’’Saya tidak menyerah dan tidak akan menyerah! Saya bertahan menghadapi tekanan dari dalam dan luar negeri,’’ imbuhnya.
Di sisi lain, militer Israel sendiri juga tengah melakukan penyelidikan. Tentara mengklaim penyerangan itu dilakukan berdasarkan informasi intelijen mengenai dua militan Hamas yang dikonfirmasi tewas.
’’Serangan itu tidak terjadi di wilayah kemanusiaan di Al-Mawasi, di mana IDF (tentara) telah mendorong warga sipil untuk mengungsi sejak operasi darat dimulai di Rafah,’’ klaim Israel.
Konflik di Gaza kini meluas hingga ke Mesir. Seorang tentara Mesir tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel di penyeberangan Rafah yang berbatasan dengan Mesir dan Jalur Gaza.
Militer Mesir mengonfirmasi satu orang prajurit gugur. Daily News Egypt, sebuah surat kabar independen Mesir berbahasa Inggris, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, bahwa tentara Mesir terlibat baku tembak dengan Israel karena geram dengan pembantaian di Rafah yang dilakukan Israel pada Ahad tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendesak Eropa mendorong implementasi two state solution dalam konflik Palestina-Israel.
Hal itu disampaikan Menlu dalam pertemuan dengan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan beberapa negara anggota Uni Eropa (UE) dan Eropa di Brussels, Belgia.
Akhir-akhir ini, kata Menlu, Netanyahu berulang kali menyampaikan bahwa solusi dua negara itu sudah tidak ada lagi.
’’Pertemuan tersebut saya gunakan untuk melakukan appeals terhadap negara-negara Eropa agar two state solution dapat diimplementasikan,’’ ujarnya dalam press briefing daring kemarin (28/5). (dee/mia/bay)