JALUR GAZA – Kehancuran multidimensi di Gaza, Palestina berimplikasi pada sistem kesehatan di wilayah tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, serangan Israel ke Gaza telah memusnahkan upaya-upaya preventif untuk memberantas polio.
’’Kami hampir memberantasnya. Namun dengan pecahnya konflik di seluruh dunia, semua kerja keras itu, semua jutaan dolar itu telah terbuang sia-sia karena kita justru mengalami kemunduran,’’ ujar Juru Bicara WHO Margaret Harris kepada Al Jazeera.
Baca Juga: Kabar Gembira, WWF Sebut Populasi Harimau Liar di Dunia Meningkat Signifikan
Harris menyebut, wabah polio telah diumumkan merebak di Jalur Gaza. Pada Jumat lalu, WHO mengatakan akan mengirim sekitar 1 juta vaksin ke Jalur Gaza. Namun, pengiriman itu menjadi terhambat karena blokade dan serangan Israel yang terus terjadi. ’’Kita perlu gencatan senjata agar anak-anak dapat divaksinasi,’’ katanya.
Kasus polio telah menurun hingga 99 persen di seluruh dunia sejak 1988. Itu terjadi berkat kampanye vaksinasi massal, dan berbagai upaya terus dilakukan untuk memberantasnya di mana-mana.
’’Sebagian besar polio, 75 persen, mungkin tidak bergejala – seperti banyak virus lainnya. Masalahnya adalah jika Anda termasuk salah satu dari mereka yang terkena polio dalam bentuk parah, Anda bisa lumpuh seumur hidup atau bahkan meninggal,’’ tutur Harris.
Kondisi mengenaskan juga terjadi pada sistem pengelolaan limbah padat di Gaza. Dalam laporan terbaru yang dirilis PBB, disimpulkan bahwa sistem pengelolaan limbah di Gaza tidak lagi berfungsi.
’’Tidak ada akses ke tempat pembuangan sampah utama dan limbah menumpuk di lebih dari 140 tempat pembuangan sampah, ’’ kata laporan itu. Lonjakan penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan akut dilaporkan juga telah terjadi.
Sejak serangan Israel ke Gaza 7 Oktober 2023, tercatat sejumlah kasus dengan statistik kemungkinan yang bisa lebih tinggi. Di antaranya yakni hampir 1 juta kasus infeksi saluran pernapasan akut, 575.000 kasus diare berair akut, serta lebih dari 100.000 kasus penyakit kuning.
Sementara itu, ketegangan Hizbullah dengan Israel terus meningkat. Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich telah menyerukan Israel untuk kembali menduduki Lebanon selatan. Hal itu dimaksudkan agar militer Israel (IDF) bisa memerangi Hizbullah.
’’Tidak ada cara untuk memulihkan keamanan bagi penduduk di utara tanpa perang yang akan menghancurkan Hizbullah. Selain menduduki kembali Lebanon selatan, Israel harus membuat ‘jalur keamanan’ di wilayah Lebanon,’’ ujar pemimpin Partai Keagamaan Nasional-Zionisme Keagamaan itu. Dia juga mengklaim rakyat Israel siap mendukung.
Di sisi lain, Hizbullah tak gentar dengan berbagai ancaman dan serangan Zionis. Eskalasi terus meningkat karena serangan roket Hizbullah yang kabarnya menewaskan 12 orang di Dataran Tinggi Golan. Klaim itu juga telah dibantah oleh Hizbullah.
Kemarin, Hizbullah menyebut telah berhasil menangkis pesawat tempur Israel. Unit pertahanan udara Hizbullah mengaku tangkisan itu menembus batas suara di wilayah udara Lebanon. ’’Pesawat itu dipaksa mundur ke balik perbatasan di dalam wilayah Palestina yang diduduki,’’ jelas Hizbullah. (dee/bay)