Prokal.co, Presiden Prancis Emmanuel Macron memastikan untuk menghentikan suplai senjata ke Israel.
Dia juga mengkritik keputusan Israel yang mengirimkan pasukan ke Lebanon. Menurut Macron, eskalasi regional semestinya dihindari.
’’Saya pikir hari ini prioritasnya adalah kembali ke solusi politik, bahwa kita berhenti mengirim senjata untuk berperang di Gaza.
Prancis tidak mengirimkan (senjata, Red) apa pun,’’ ujarnya kepada penyiar France Inter dilansir dari Al Jazeera akhir pekan lalu (5/10).
Meski Prancis bukan penyedia senjata terdepan untuk Israel, keputusan itu membawa pengaruh signifikan.
Terutama untuk mencapai solusi politik atas kondisi di Gaza. Sebab, Prancis merupakan pemain kunci di Uni Eropa dan pada saat yang sama merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Sejatinya, Prancis tak sendirian. Pada September lalu, Inggris juga mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan beberapa ekspor senjata ke Israel.
Alasannya pun jelas, yakni adanya risiko yang nyata bahwa alat-alat tersebut dapat digunakan untuk pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
Baca Juga: Hampir 80 Persen Masjid di Jalur Gaza Hancur Dibom Israel
Macron menegaskan kembali kekhawatirannya atas serangan dahsyat Israel terhadap Gaza yang terus berlanjut meski ada seruan berkali-kali untuk gencatan senjata.
’’Saya pikir kami tidak didengar. Saya pikir itu adalah kesalahan, termasuk untuk keamanan Israel,’’ ujarnya seraya menambahkan bahwa konflik tersebut mengarah pada ’’kebencian.
Macron juga mengkritik keputusan Netanyahu untuk mengirim pasukan ke operasi darat di Lebanon. Dia mengatakan bahwa prioritas seharusnya adalah menghindari eskalasi.
’’Rakyat Lebanon tidak boleh dikorbankan, Lebanon tidak boleh menjadi Gaza lainnya,’’ ujar presiden 46 tahun itu.
Yordania menyambut baik pernyataan pemimpin Prancis tersebut. Negara yang berbatasan dengan Tepi Barat dan Israel itu menekankan pentingnya memberlakukan larangan penuh atas ekspor senjata ke Israel.