internasional

Langgar Kesepakatan, Serangan Israel di Bulan Ramadan di Gaza Akibatkan 400 Lebih Warga Gugur

Indra Zakaria
Kamis, 20 Maret 2025 | 06:20 WIB
Warga Palestina yang melarikan diri dari kota Beit Hanoun di Jalur Gaza utara terlihat di sebuah jalan di Kota Gaza, pada 18 Maret 2025.

Rezim Zionis kembali melancarkan serangan brutal ke Jalur Gaza, wilayah kantong Palestina yang dikepung Israel, pada Selasa (18/3) dini hari. Serangan terbaru itu berlangsung mulai pukul 2 pagi waktu setempat ketika sebagian warga Gaza bersiap untuk santap sahur dan sebagian lainnya hanya menunggu waktu fajar untuk memulai puasa karena tidak memiliki makanan.

Aksi Israel itu—terbesar sejak gencatan senjata antara Israel dan kelompok perjuangan Palestina, Hamas, diberlakukan pada 19 Januari—menuai kecaman dari berbagai negara, termasuk Indonesia, dan organisasi-organisasi internasional.

Baca Juga: Hamas Setujui Pembebasan Sandera Berkewarganegaraan AS, Juga Kembalikan 4 Jasad

Apa dampak serangan itu terhadap warga sipil di Gaza dan kelanjutan negosiasi Israel-Hamas untuk mengakhiri konflik? Berikut adalah fakta-faktanya.

Ratusan warga Palestina tewas

Meski berlangsung hanya sehari, serangan Israel itu telah menewaskan lebih dari 404 warga Palestina dan melukai 562 lainnya, menurut data otoritas kesehatan setempat.

Angka kematian itu menambah jumlah korban tewas di kalangan penduduk sipil Gaza hingga 48.500 lebih, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, sejak Israel melancarkan perang pada Oktober 2023.

Perintah evakuasi

Usai melancarkan serangan mematikan itu, Israel kemudian memerintahkan warga di sejumlah kawasan permukiman di Beit Hanoun dan Khan Younis ​​​​​​untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun, tidak ada informasi yang jelas mengenai tempat tujuan yang aman bagi warga sipil.​

Perintah itu menjadi perintah evakuasi pertama di Jalur Gaza sejak 15 Januari. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan luas kawasan mendapat perintah evakuasi mencapai sekitar 23 kilometer persegi, atau lebih dari 6 persen luas wilayah kantong itu, dan mencakup lebih dari puluhan lokasi yang selama ini menampung pengungsi.

Langgar kesepakatan

Anggota kantor biro politik Hamas, Basem Naim, menegaskan bahwa rezim Zionis telah melanggar gencatan senjata ratusan kali. Menurut dia, Hamas telah berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata dan melaksanakan kewajiban sesuai kesepakatan itu, tetapi pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan para pejabatnya melanggar kesepakatan itu dengan melakukan pembunuhan, menutup pintu perbatasan, dan melarang masuk bantuan kemanusiaan.

Kantor Netanyahu berdalih serangan kembali dilakukan karena Hamas menolak usulan Amerika Serikat untuk memperpanjang gencatan senjata dan melanjutkan pertukaran tawanan.

Kecaman internasional

Halaman:

Tags

Terkini