internasional

Perang Timur Tengah Bisa Kembali Membara, Israel Berencana Serang Iran

Kamis, 12 Juni 2025 | 14:45 WIB
Iran menyerang Israel dengan ratusan rudal beberapa waktu lalu. Kini Israel berencana menyerang Iran.

Israel telah memberi tahu pejabat Amerika Serikat bahwa mereka sepenuhnya siap untuk meluncurkan operasi militer di Iran, lapor penyiar CBS News yang mengutip sejumlah sumber, Kamis. Washington memperkirakan bahwa Iran akan melakukan serangan balasan terhadap beberapa fasilitas Amerika Serikat di Irak, negara tetangga dari Iran, kata laporan tersebut.

Ini menjadi salah satu alasan mengapa Washington pada Rabu (11/5) menyarankan beberapa orang Amerika Serikat untuk meninggalkan wilayah itu lebih awal, ungkap pemberitaan itu.

Pada waktu yang sama, pejabat Israel dikabarkan enggan mengomentari perihal operasi militer tersebut. Sebelumnya pada Selasa (10/6), portal berita Axios, yang mengutip pejabat Israel dan AS, melaporkan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan percakapan via telepon. Trump mengatakan pihaknya percaya untuk berpeluang dalam menyelesaikan negosiasi kesepakatan nuklir dengan Iran, serta menentang penggunaan aksi militer saat ini.

DIPLOMASI MASIH JALAN

Misi Iran di PBB, Rabu (11/6), menegaskan bahwa jalan ke depan adalah melalui diplomasi "bukan militerisme", sembari mengkritik pernyataan terbaru dari kepala Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam sidang DPR AS.

"Ancaman 'kekuatan yang luar biasa' tidak akan mengubah fakta: Iran tidak mencari senjata nuklir, dan militerisme AS hanya memicu ketidakstabilan," kata Misi Iran di PBB dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di X.

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa CENTCOM, yang wilayah operasi pasukannya mencakup di seluruh wilayah Timur Tengah, tidak memiliki legitimasi apa pun dalam masalah perdamaian regional dan nonproliferasi.

"Warisan CENTCOM dalam memicu ketidakstabilan regional, melalui persenjataan agresor dan memungkinkan kejahatan Israel, menghilangkan kredibilitasnya untuk berbicara tentang perdamaian atau nonproliferasi," kata Misi Iran.

Dengan menegaskan bahwa diplomasi tetap menjadi satu-satunya solusi yang layak, misi tersebut menegaskan bahwa "Diplomasi -- bukan militerisme -- adalah satu-satunya jalan ke depan."

Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas kesaksian Jenderal Michael Kurilla, kepala CENTCOM, selama sidang DPR AS pada Selasa (10/6), saat dia ditanya oleh Ketua DPR AS Mike Rogers.

"Presiden (Donald) Trump telah menjelaskan bahwa jika Iran tidak menghentikan pengayaan nuklir secara permanen, kekuatan militer oleh AS mungkin akan diperlukan. Jika presiden mengarahkan, apakah CENTCOM siap untuk menanggapi dengan kekuatan yang sangat besar untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir?" tanya Rogers kepada Kurilla. "Saya telah memberikan menteri pertahanan dan presiden berbagai pilihan," jawab Kurilla. Ketika didesak lebih lanjut terkait pertanyaan tersebut, Kurilla mengonfirmasi dengan menyebut "Ya."(*)

Terkini