Oleh karena itu, terjadi konflik antara kedua tokoh tersebut yang saat itu santer terdengar bahkan hingga sampai ke negeri kita.
Baca Juga: Irianto Lambrie, Enam Tahun Mendampingi Awang Faroek IshakPembukaan Kongres Pemuda Se-Dunia (The Conggres of World Youth), dihadiri perwakilan pemuda dari lebih 100 negara (Asia, Australia, Eropa, Afrika, dan Amerika). Saya mendengarkan pidato sambutan PM Malaysia Mahathir tanpa teks. Sangat luar biasa.
Beliau memang orator, cerdas, fasih berpidato bahasa Inggris, memiliki aura kuat, dan berwibawa.
Sebagai Ketua Pertubuhan/Persatuan Nasional Pemuda Malaysia sebagai tuan rumah penyelenggara kongres, Anwar Ibrahim juga tidak kalah (saat itu usianya sekitar 45 tahun, sedangkan Mahathir 67 tahun). Pak Anwar juga berpidato saat itu.
Tergambar dia juga seorang orator, cerdas, memiliki aura yang kuat, fasih berpidato dengan bahasa Inggris, dan juga berwibawa.
Baca Juga: Bincang-Bincang dengan Irianto Lambrie, Jalur Birokrat dalam Politik, “Asam Garam” Membangun Daerah
Itu kenangan 32 tahun yang lalu. Pak Mahatir maupun Pak Anwar Ibrahim, memang layak menjadi pemimpin negara Malaysia berkelas internasional.
Sosoknya yang kharismatik dan berwibawa serta dekat dengan rakyat membuat Pak Mahathir masih sangat dicintai meski kekuasaan sudah tak di tangannya. (far)