kalimantan-timur

INACA Sepakat Turunkan Harga Tiket Pesawat hingga 60 Persen

Senin, 14 Januari 2019 | 06:45 WIB

Menurutnya, jika dibandingkan tarif internasional, harga tiket penerbangan domestik lebih murah. Tengku menambahkan, maskapai sangat peduli dengan harga tiket yang dinilai mahal tersebut. "Sekarang masyarakat bisa menikmati kembali harga yang dianggap tadinya mahal," pungkasnya.

Terpisah, Sekretaris Umum Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Pemerbangan (Astindo) Pauline Suharno mengatakan, tingginya harga tiket pesawat bergantung dari besaran permintaan. Harga tiket akan mahal biasanya pada saat liburan atau menjelang hari raya.

Namun, pada kenyataannya, harga tiket pesawat saat ini masih mahal meskipun sudah melewati masa liburan. Menurut Pauline, tingginya harga tiket pesawat domestik saat ini disebabkan banyaknya permintaan dari partai politik untuk keperluan kampanye.

“Dengan adanya kampanye pilpres banyak caleg pergi keluar kota. Dengan adanya single class lebih tinggi, kerja lebih sedikit dengan penumpang lebih sedikit, kenapa enggak?,” ujarnya, Minggu (13/1).

Sementara, banyaknya pilihan maskapai di seluruh dunia membuat harga tiket ke luar negeri lebih murah ketimbang dalam negeri. Mulai dari full service carrier (FSC) hingga LCC tujuan rute internasional menjadi Lebih murah. “Ke Jepang pesawat pilihannya banyak. Akhirnya mereka kompetisi dari persaingan harga. Dari Garuda, Lion Air, Wings Air,” tuturnya.

Di samping itu, Pauline mengungkapkan, alasan maskapai memasang tarif juga mempertimbangkan dari sisi keuntungan. Seperti misalnya maskapai PT Garuda Indonesia Tbk yang mulai melakukan pembenahan dari sisi keuangannya. Sebab, selama ini maskapai pelat merah tersebut selalu merugi.

Diketahui, Garuda masih menderita kerugian bersih USD 131,72 juta pada triwulan pertama 2018. Kerugian Garuda sudah berkurang dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar USD 207,49 juta. “Kalau mereka merasa revenue baik, itu pilihan. Atau minimal bisa meminimalisasi kerugian, ya ini yang dipilih,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Pauline menegaskan, para maskapai tetap menaati peraturan terkait batas atas dan batas bawah. Sehingga, maskapai tidak sewenang-wenang dalam menentukan tarif tiket di pasaran. “Kalau yang kita tahu dari Garuda memang diatur oleh menteri enggak boleh seenaknya mengatur harga,” tegasnya.

Meskipun demikian, Pauline mengaku, harga tiket penerbangan domestik yang jauh lebih mahal dibandingkan ke luar negeri kurang mendukung program kebijakan pemerintah di sektor pariwisata. “Sebetulnya kurang (mendukung). Akhirnya kebijakan ini tidak mendukung industri pariwisata domestik. Teman-teman di Lombok juga banyak yang mengeluh harga tiket kemahalan,” pungkasnya. (ndu2/k15)

Halaman:

Tags

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB