kalimantan-timur

Light Runway Bandara APT Pranoto Kebutuhan Mendesak

Sabtu, 19 Januari 2019 | 10:42 WIB

SAMARINDA–Sudah tiga kali pesawat batal landing di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto. Rute terpaksa beralih ke bandara terdekat; Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan.

Banyak faktor yang menggagalkan burung besi turun di ibu kota Kaltim. Teranyar, gagal landing karena jarak pandang begitu pendek, terdampak cuaca buruk. Selain itu, waktu operasional bandara terbatas, hanya hingga pukul 18.00 Wita. Durasi operasional terbatas karena belum ada light runway di bandara di kawasan Samarinda Utara itu.

Pengamat aviasi Gerry Soejatman memaklumi pembatasan itu. Juga, alasan pengalihan rute tiga pesawat ke SAMS. Peran light runway sangat vital dalam pengoperasian bandara. Ketika cuaca buruk, light runway bisa menjadi pemandu.

“Saya sudah telusuri dan ketebalan awan di sana (Kaltim) saat itu cukup mengganggu penerbangan,” tambahnya. Alasan lain yang menurutnya jadi pertimbangan pilot, yakni ketinggian dan ketebalan awan serta jarak pandang kurang dari 5 kilometer (km). Jika kurang dari ambang minimal, tidak diperkenankan untuk mendarat. Mengingat keselamatan penumpang.

Menyoal light runway, pria yang bercita-cita menjadi pilot itu menuturkan, Bandara APT Pranoto masih tergolong baru. Dia juga menyadari, butuh waktu untuk perkembangan bandara. “Tapi saya pikir, tidak ada kata menunda untuk masalah itu (light runway),” jelasnya. Menurut dia, pemasangan lampu itu harus lebih cepat.

Dia menilai, lampu lintasan bandara itu lebih maksimal digunakan untuk penerbangan malam atau saat kekurangan cahaya. “Yang saya dengar malah pihak bandara itu sedang mengusulkan instrument landing system (ILS),” sambung Gerry. Penerapan ILS, menurut dia bisa membantu pendaratan meski kondisi cuaca kurang baik. “Tapi tetap kembali ke pilot, intinya semua atas keputusan pilot,” tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Dodi Darma Cahyadi menjelaskan, pengadaan light runway masih dibahas di Kementerian Perhubungan. Dia mengatakan, penyediaan perangkat itu memang membutuhkan dana besar. “Makanya perlu pembahasan yang mendetail terkait itu semua,” tegasnya. (*/dra/ndy/k8)

Tags

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB