Presiden Jokowi menginginkan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda alias Tol Balsam bisa diresmikan pada pertengahan tahun ini. Namun, Pemprov Kaltim memilih untuk tidak terburu-buru mengejar peresmian proyek bernilai triliunan tersebut.
Selain karena masih ada masalah sengketa lahan yang perlu diselesaikan, Pemprov Kaltim ingin proyek tersebut dikerjakan sebaik mungkin. Dengan demikian, kualitas jalan yang dibangun mempunyai daya tahan yang sangat baik. Walau begitu, Pemprov Kaltim tetap memasang target bagi penyelesaian proyek tersebut.
“Iya, sudah mau habis memang. Mau selesai. Insyaallah akhir 2019 sudah bisa difungsikan,” tutur Isran ditemui di kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Kaltim, Jumat (29/3).
Mantan bupati Kutim itu mengakui tidak mau terburu-buru mengejar peresmian Jalan Tol Balsam. Salah satu alasannya karena dirinya tidak ingin ada muncul masalah di kemudian hari.
“Enggak usah dicepat-cepatkan. Kita santai saja. Daripada cepat-cepatan, terus nanti timbul masalah,” imbuhnya.
Selain itu, Isran ingin memastikan kualitas dan keamanan Jalan Tol Balsam. Sebab, proyek tersebut adalah proyek jangka panjang untuk mendongkrak pembangunan di Bumi Etam.
“Kalau sudah selesai diresmikan, supaya memperhatikan keamanan dan keselamatan bagi pengguna jalan,” ujar mantan ketua umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo menginginkan proyek Jalan Tol Samarinda-Bontang juga dapat segera direalisasikan. Isran menilai, pihaknya juga belum mau terburu-buru mengupas rencana tersebut.
Dia beralasan, Pemprov Kaltim masih ingin fokus menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Balsam. Baik sisi pembangunan tol, peresmian maupun pada operasional jalan bebas hambatan tersebut. “Yang itu saja (Tol Balsam) belum selesai. Kami fokus dulu yang itu,” ujarnya.
Pertimbangan lainnya, perencanaan dan pembangunan jalan tol bukan lagi menjadi urusan pemerintah provinsi, tetapi sudah menjadi urusan penuh dari pemerintah pusat. “Kalau nanti saya terlalu banyak komentar, nanti salah-salah lagi. Biarkan pemerintah pusat yang mengurusnya,” ungkapnya.
Sengketa pembebasan lahan, diakui Pemprov Kaltim, masih jadi batu sandungan dalam pengerjaan proyek Jalan Tol Balsam. Salah satunya, pembebasan lahan di Seksi II. “Di Seksi II Jalan Tol Balikpapan-Samarinda itu ada lahan yang belum dibebaskan sepanjang 250 meter. Saat ini proses pembebasan lahan masih tahap konsinyasi di pengadilan,” ucap Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Hadi Mulyadi.
Dari lima seksi Jalan Tol Balsam yang dibangun, baru dua seksi yang sudah 100 persen rampung dikerjakan yakni Seksi I dan IV. Sementara untuk Seksi III, juga masih terkendala pembebasan lahan seperti pada Seksi II.
“Tapi saat ini proses konsinyasi sudah dilakukan. Tinggal kita tunggu hasilnya. Bila itu sudah selesai, saya kira Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sudah bisa diselesaikan akhir tahun ini,” kata Hadi.
Khusus di Seksi III, diketahui masih ada lahan sekitar 350 meter yang masih bersengketa. Namun, sembari menunggu proses pembebasan lahan, kegiatan konstruksi tetap terus dilaksanakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Proses pembebasan lahan itu sendiri tidak lagi menggunakan APBD Kaltim. Kini dibiayai APBN. “Kalau Seksi V dengan produk akhir perbaikan tanah sepanjang 2,2 kilometer. Dan sekitar 1 kilometer belum ditangani,” ungkapnya.