BONTANG–Harga beberapa komoditas pangan mulai mengalami perubahan. Peningkatan drastis terjadi pada bawang putih. Naik hingga 70 persen dari sebelumnya.
Pedagang di Pasar Rawa Indah Sulis mengatakan, sebelumnya harga bawang putih Rp 28 ribu per kilogram. Saat ini, rata-rata pedagang menjual seharga Rp 40 ribu tiap kilogram. “Kenaikannya terjadi sejak pekan lalu,” kata Sulis.
Kenaikan harga dibarengi pasokan yang sedikit. Sulis mengaku, sebelumnya mendapatkan pasokan antara 50–100 karung untuk dua pekan. Namun, kini hanya 20–30 karung bawang putih yang diperolehnya dari tengkulak. “Pasokan ini diambil dari Surabaya,” ujarnya.
Kondisi ini membuat angka penjualan merosot. Menurut dia, fenomena ini pun kerap terjadi saat mendekati bulan puasa.
Selain bawang putih, bawang merah mengalami kenaikan harga Rp 5 ribu per kilogramnya. Kini harga bawang merah tiap kilogramnya yakni Rp 40 ribu.
Kenaikan harga juga terjadi pada cabai merah. Tiap kilogramnya terjadi kenaikan Rp 7 ribu. Dari sebelumnya Rp 28 ribu per kilogramnya. Sementara itu, cabai rawit naik dari Rp 32 ribu per kilogramnya menjadi Rp 40 ribu per kilogram.
Telur ayam juga mengalami kondisi serupa. Namun, kenaikan harga terjadi hanya di ukuran kecil. Erna, pedagang telur di Pasar Rawa Indah, mengaku saat ini menjual Rp 45 ribu per piringnya. Padahal, sebelumnya pada ukuran tersebut dipatok harga Rp 43 ribu.
“Melonjaknya harga ini sejak lima hari lalu,” kata Erna.
Peningkatan sedikit ini imbas mahalnya harga makan ayam petelur. Sehingga peternak dari Surabaya pun sudah mematok harga yang lebih tinggi. Namun, untuk ukuran sedang, besar, dan jumbo harganya masih stabil. Ukuran sedang dijual Rp 48 ribu per piringnya, besar Rp 50 ribu, dan jumbo Rp 55 ribu.
Akibatnya terjadi penurunan daya beli konsumen. Semula yang biasanya membeli satu piring menjadi separonya saja. Erna mengambil pasokan sejumlah 50 ikat. Namun, jumlah tersebut habis dalam kurun waktu tak tentu.
“Kalau ramai tiga hari. Jadi menambah pasokannya menunggu habisnya. Takut kalau banyak-banyak ternyata tidak laku,” ujarnya.
Sementara itu, konsumen pun terdampak lonjakan harga komoditas pangan tersebut. Anis Anshori, pemilik warung di Berbas Pantai, mengaku mau tidak mau membeli meski harganya naik.
“Meski keuntungan jualan pun harus berkurang dari Rp 500 ribu tiap malamnya menjadi Rp 300 ribu,” pungkas Anshori. (ak/dwi/k8)