SENDAWAR- Perhatian kepada warga pasca tambang menjadi agenda perusahaan di Kutai Barat (Kubar). Tidak saja perusahaan mengeruk emas hitam termasuk pada sub kontraktornya.
Namun masih disayangkan. Meski terbilang berhasil melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Cooperate Social Responsibility (CSR), kini menimbulkan kesenjangan sosial.
Pasalnya masih banyak perusahaan memfokuskan pembangunan CSR kepada warga di ring satu (kawasan tambang). Sementara di ring dua hingga tiga kurang diperhatikan. Padahal sama-sama menerima dampak negatifnya. Seperti tercemarnya air sungai, dan lainnya.
"Kami mengakui banyak perusahaan yang sudah peduli kepada warga. Namun masih dirasakan kurang," kata Toni warga Kubar. Sejumlah warga berharap, perusahaan dapat bijak. Tidak saja memfokuskan pembangunan CSR di ring satu melainkan juga menyeluruh. "Karena di ring satu perusahaan pelaksana tambang. Harapannya perusahaan sub kontraktornya ke warga ring dua dan tiga. Ini bisa menjadi adil," katanya.
Sementara itu Sukendi, selaku Deputy Head security And External Relation PT Pama Persada Nusantara mengatakan, pihaknya akan memperhatikan aspirasi masyarakat. Hanya saja diakuinya, selama ini banyak melakukan kegiatan di ring 1. Meski demikian pihaknya juga akan tetap memperhatikan warga sekitarnya. "Kalau soal warga sekitar atau riang dua dan tiga tetap akan kita perhatikan," kata Sukendi, disela-sela media gathering di Hotel Haris Samarinda, Kamis malam tadi. Kegiatan ini melibatkan sejumlah awak media di Kaltim.
Kegiatan inipun kata dia, akan dilakukan rutin setiap tahun. Media adalah mitra perusahaan sehingga bekerja sama dalam membangun.
Apalagi PT Pama Persada Nusantara ada 18 site se-indonesia. Di Kaltim ada 9 site. DI Kubar ada 2 site. Yakni di bawah kerjasama PT Trubaindo Coal Mining dan PT Bharinto Ekatama. (rud)