UJOH BILANG - Dengan segala keterbatasan, masyarakat di hulu riam perbatasan tertib bahan bakar minyak (BBM) satu harga yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo. Hal ini terbukti saat Wakil Bupati (Wabup) Y Juan Jenau melakukan inspeksi mendadak (sidak) penertiban BBM di Kampung Long Pahangai dan Tiong Ohang, Selasa (28/5) lalu.
Sejak pukul 08.00 Wita rombongan Wabup Y Juan Jenau bersama dinas terkait menyambangi APMS Kompak PT Bukit Indah Berkah untuk mengecek stok BBM dan harga. Ditemui seusai sidak, Y Juan Jenau mengatakan, pihak APMS dan pedagang BBM eceran di hulu riam kompak dengan harga BBM, yang tentunya mempermudah masyarakat setempat.
Setelah menerima laporan dari camat Long Apari, SPBU di hulu riam juga tidak pernah kekurangan dan tidak pernah ada “harga kemarau” atau harga yang mendadak tinggi. “Tentunya semua tahu bagaimana proses pengiriman BBM hingga sampai ke sini melewati riam yang tidak menentu," ucapnya.
Dia menjelaskan, dari hasil sidak, ketersediaan stok maupun harga BBM di wilayah perbatasan terpantau normal dan terkendali. Di antaranya Kampung Noha Silat, Noha Tivab, dan Long Apari penyalur BBM ecerannya langsung ambil ke APMS di Long Bagun. Ongkos angkut pun dijamin dan dijual eceran seharga Rp 8 ribu per liter. “Penyalur yang mengambil BBM di APMS Long Bagun terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari camat dan petinggi," jelasnya.
Sementara itu, Camat Long Apari Y Belareq Hujang Naniq menjelaskan, di APMS Long Apari meskipun kondisi kemarau, harga BBM tetap satu harga. Dia menerangkan cara antisipasinya adalah tidak membuat harga eceran tetap (HET), masyarakat beli BBM pun tidak boleh lebih dari 10 liter. Kecuali jika ada kebutuhan seperti menjemput keluarga kampung yang jaraknya cukup jauh, atau mengantar ke rumah sakit. “Khusus hal tersebut kami akan dikeluarkan rekomendasi untuk mengambil lebih stok BBM," ungkapnya. (hms11/kri/k16)