SAMARINDA- Ekspor Kaltim pada Mei 2019 mengalami peningkatan sebesar 5,57 persen dibanding bulan sebelumnya. Yakni dari USD 1,33 miliar menjadi USD 1,41 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan cuaca yang cukup bersahabat dari awal tahun. Itu membuat produksi batu bara sebagai komoditas utama ekspor Kaltim bisa maksimal.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Atqo Mardiyanto mengatakan, peningkatan ekspor Mei 2019 didorong naiknya ekspor barang migas dan barang non migas. Ekspor barang migas Mei 2019 mencapai USD 0,15 miliar, naik 71,11 persen dibanding April 2019. Sementara ekspor barang nonmigas Mei 2019 mencapai USD 1,25 miliar, naik 0,85 persen dibanding April 2019.
Namun secara kumulatif nilai ekspor Kaltim periode Januari-Mei 2019 mencapai USD 6,88 miliar atau turun 6,83 persen dibanding periode yang sama 2018. Jika dilihat menurut negara tujuan ekspor, komoditas asal Bumi Etam kebanyakan dikirim ke Jepang senilai USD 85,64 juta, Korea USD 22,41 juta dan Thailand USD 16,67 juta.
“Persentase penurunan terbesar ekspor migas Mei 2019 dibandingkan dengan April 2019 terjadi ke negara Thailand sebesar 21,12 persen dari USD 21,14 juta menjadi USD 16,67 juta. Namun secara menyeluruh, ekspor Kaltim mencatat kinerja yang terus membaik dibandingkan bulan sebelumnya,” terangnya, Selasa (2/7).
Terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Muhamad Nur mengatakan, peningkatan ekspor disebabkan cuaca yang sangat mendukung. Pada awal 2018 yang lalu, kegiatan produksi batu bara mengalami hambatan disebabkan tingginya intensitas curah hujan yang berdampak pada penundaan proses penggalian tambang untuk meminimalisasi risiko kecelakaan atau fatality.
“Kondisi cuaca yang buruk juga mengganggu proses distribusi batu bara dari titik lokasi penggalian ke pelabuhan atau biasa disebut proses hauling,” ujarnya. Sedangkan tahun ini, kondisi cuaca lebih kondusif dan berdampak pada proses produksi batu bara yang optimal. Terlebih permintaan eksternal dari sebagian negara mitra dagang utama juga mengalami peningkatan.
“Produksi batu bara Kaltim triwulan I 2019 mencapai 70,55 juta ton atau tumbuh 12,14 persen,” katanya. Pertumbuhan produksi batu bara, tambahnya, membuat kinerja ekspor terus membaik. Tercatat volume ekspor batu bara Kaltim tumbuh sebesar 12,88 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 yang tumbuh sebesar 10,53 persen (yoy).
“Ekonomi Kaltim yang masih didominasi oleh ekspor komoditas membuat kinerja batu bara sangat diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi Bumi Etam. Sehingga semakin baik kinerjanya maka pertumbuhan ekonomi akan semakin sehat,” pungkasnya. (*/ctr/ndu)