TANJUNG REDEB–Puluhan babi di Kampung Maluang dan Paribau, Kecamatan Gunung Tabur, positif terserang virus African swine fever (ASF) atau biasa disebut Demam Babi Afrika. Dan menyebabkan kematian secara massal sejak 10 Mei lalu.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Berau Mustakim Suharjana mengatakan, diagnosis tersebut didapat setelah pihaknya melakukan uji sampel darah dan organ dari babi yang mati tersebut. Uji sampel sendiri dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim dengan Balai Veteriner Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
“Dari catatan Distanak, terhitung total ada 78 babi yang mati dari jumlah populasi 680 ekor,” jelasnya, Senin (24/5).
Dia mengatakan, ini merupakan kasus pertama yang terjadi di Berau. Sebelumnya kasus ini pernah terjadi di Sumatra Utara beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, pengujian ini bisa dipastikan 100 persen benar, karena menggunakan metode PCR bukan Serologis. “Kan dugaan awal Hoac Cholera, ternyata bukan,” katanya.
Dia melanjutkan, untuk menghentikan penularan, pihaknya mengambil langkah stamping out atau mengeliminasi keseluruhan ternak warga tersebut. Jika tetap disatukan, dikhawatirkan, penularan akan semakin masif.
"Karena ini kebanyakan milik pribadi, perlu ada negosiasi terlebih dulu dengan masyarakat tapi dalam perkembangannya saat minggu lalu kita periksa masih ada beberapa yang hidup," katanya.
Lebih lanjut, langkah-langkah dari dinas itu melakukan desinfeksi dan itu juga sudah dilakukan. Kandang-kandang sudah disemprot agar tidak menyebar ke populasi babi yang lain, karena penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi peternak.
Dia mengatakan, penyebab ternak tersebut terpapar diduga karena, sistem sanitasi yang kurang baik, sehingga menyebabkan bakteri berkembang biak dan menulari ternak tersebut. “Kerugian warga mencapai puluhan juta,” jelasnya.
Namun, Mustakim memastikan, virus tersebut tidak dapat menular ke manusia. Namun, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Mustakim meminta warga jika hendak ke kandang agar menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu bot.
“Jadi penyakit hewan menular biasa bukan kategori penyakit zoonosis atau penyakit dari hewan yang bisa menular ke manusia," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 62 babi dari peternak di Kampung Paribau dan Maluang mati secara massal. Menurut Sekretaris Kampung Maluang Agus mengatakan, penuturan dari pemilik ternak di RT 5, babi mereka tidak mau makan, dan setelah beberapa hari, ditemukan puluhan babi sudah mati. Pihaknya mengaku langsung melaporkan kejadian tersebut ke Distanak Berau. (hmd/ind/k8)