menjadi napas dalam puisiku hari ini.
Perempuan baja terdepan untuk buah hatinya
tak ada air mata apalagi meminta
kerut wajahmu tanda pengabdian
kurus lemah tulangmu rida keikhlasan
lembut belaianmu semangat yang tak tergantikan
petuah dan katamu adalah arah perjalanan
maha-guru, hingga hidup ini menutup mata.
Ibu hamparan surgaku, baktiku bukan ukuran dan timbangan
juga tak pantas disejajarkan.
Ibu di hadapanmu, aku ingin menjadi anak kecil bermain manja
menghangatkan rindu berbalut pelukan sejuk