kalimantan-timur

Terancam Dipecat, Pegawai Pilih Mogok

Sabtu, 5 Maret 2022 | 10:04 WIB
INFO PENTING: Poster pemberitahuan untuk para penumpang bahwa tidak ada layanan kereta bawah tanah London dari Walthamstow di London Timur pada Selasa (1/3). (AFP)

LONDON–Penduduk London, Inggris, disarankan kerja dari rumah. Bukan karena kenaikan angka Covid-19. Melainkan karena sekitar 10 ribu pekerja London Underground mogok dua hari. Sejak Selasa (1/3) dilanjutkan Kamis (3/3).

London Underground Limited (LUL) adalah jaringan kereta bawah tanah di ibu kota Inggris tersebut. Biasanya juga disebut tube. Aksi para pekerja itu membuat transportasi umum di London kacau. Sebab, selama ini ia menjadi salah satu sistem kereta api bawah tanah tersibuk di dunia.

Para komuter harus mencari moda lain agar bisa sampai di kantor tepat waktu. Beberapa memilih menggunakan mobil pribadi atau naik taksi. Polisi bahkan harus dikerahkan untuk membantu mengatasi kemacetan di Liverpool Street pada Selasa lalu karena banyaknya kendaraan pribadi.

Rabu (2/3) petinggi Transport for London (TfL), lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk semua transportasi di London, meminta penduduk tidak melakukan perjalanan dengan tube sebelum pukul 07.30 GMT. Layanan tube baru normal menjelang siang hari. Itu pun tidak semua berfungsi 100 persen. Kamis (3/3) tepat dini hari, para pekerja mogok lagi.

“Jika memungkinkan, bekerjalah dari rumah saja,” bunyi pernyataan TfL kepada penduduk guna mengurangi kemacetan lalu lintas lantaran LUL mogok hari ini sebagaimana yang dikutip BBC.

Aksi mogok kerja itu dipicu krisis di LUL. Untuk mengurangi biaya operasional, perusahaan berencana memecat dan memensiunkan sebagian karyawan. Ada sekitar 500 pekerja yang diperkirakan kehilangan pekerjaan. Mereka yang terdampak adalah staf di stasiun-stasiun besar. Itulah yang akhirnya membuat para pekerja melakukan mogok.

Sejatinya bulan lalu ada dialog antara Serikat Pekerja Kereta Api, Maritim, dan Transportasi Nasional (RMT) serta layanan arbitrase Acas. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil.

”Ini adalah para staf transportasi yang disebut pahlawan karena bekerja selama dua tahun ketika pandemi Covid-19, bahkan kerap mengalami risiko tinggi secara personal. Mereka kini tidak punya pilihan selain mogok kerja untuk membela kehidupannya,” bunyi pernyataan RMT menjelang aksi sebagaimana yang dikutip New York Times. (jpg/luc/k8)

Tags

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB