kalimantan-timur

Rekayasa Judul Berita Catut Wapres Ma’ruf dan KKB

Sabtu, 31 Desember 2022 | 09:43 WIB

HOAX mencatut Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebar luas di media sosial. Belakangan kembali mencuat dengan model yang sama, menggunakan rekayasa judul berita. Kali ini informasi itu menyebut Wapres Ma’ruf akan memberikan hadiah Rp 1 miliar kepada Banser bila menang melawan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

KKB selama ini diidentikkan dengan penyebutan gerakan separatis di Papua. ”Ma’ruf Amin beri hadiah 1 miliar jika Banser menang melawan KKB,” bunyi judul tangkapan berita tersebut. Tangkapan berita itu juga diunggah akun Facebook Fonny Hutabarat Sapi beberapa hari yang lalu.

”hahaha dijogetin aja hahaha pasti kkb takut. sama bawain kolor biar kkb makin takut jangan lupa gedebok pisangnya,” tanggapan akun tersebut. Tampak, capture itu juga memperlihatkan portal berita CNN yang terbit 2 Desember 2022 (s.id/HadiahBanser).

Dari segi penulisan tampak tak sesuai dengan kaidah jurnalistik. Khususnya huruf pertama pada awal kata dalam judul itu seharusnya menggunakan huruf kapital.

Berdasar penelusuran, kesamaan foto Wapres Ma’ruf Amin itu tertuang pada berita tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang diunggah portal CNN Indonesia. Tak ada satu pun yang membahas Banser, apalagi KKB. Kesamaan tersebut dapat dilihat dari kesamaan waktu yang tertera, yakni pada Rabu, 21 Desember 2022 pukul 14.18 WIB.

Judul asli dari berita yang identik dengan penggunaan foto tersebut berbunyi ”Gaduh Luhut Bicara OTT, Wapres Ma’ruf Jelaskan Tiga Kerja KPK”. Saat itu orang nomor dua di Indonesia tersebut menjelaskan bahwa KPK perlu lebih mengoptimalkan pendidikan dan pencegahan sebelum melakukan penindakan.

Hal itu disampaikan langsung setelah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berbicara soal OTT KPK. ”Bagaimana supaya tidak lagi terjadi penindakan, lebih masif ada di pendidikan dan pencegahan,” tutur Ma’ruf seusai acara pemberian Anugerah Revolusi Mental di Hotel Borobudur.

Pendidikan dan pencegahan itu juga bukan berarti pemerintah ingin KPK berhenti melakukan penindakan berupa operasi tangkap tangan (OTT). Menurut Ma’ruf, penindakan tetap bisa dilakukan jika pendidikan dan pencegahan masih belum optimal.

”Jadi, kalau pencegahan dan pendidikan ini sudah berhasil, mungkin penindakan itu bisa tidak ada, minim,” kata Ma’ruf. Anda dapat membacanya di s.id/SoalKPK.

FAKTA

Capture berita CNN itu mengabarkan OTT KPK dan statemen Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. (jpc)

Tags

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB