BEIJING – Asrama Sekolah Yingcai di Desa Yanshanpu, Provinsi Henan, Tiongkok, terbakar pada Jumat (19/1) pukul 23.00 waktu setempat. Pemadam kebakaran berhasil memadamkan api sekitar 40 menit kemudian. Nahas, sebanyak 13 siswa tewas dan satu orang lainnya dirawat di rumah sakit.
Seluruh korban merupakan siswa kelas III. Mereka berusia antara 9–10 tahun. Saat kebakaran terjadi, ada 30 siswa di asrama tersebut. Mereka semua berasal dari desa-desa di sekitar asrama. Sekolah swasta yang sudah berdiri selama 10 tahun tersebut membuka kelas dari TK hingga SD. Sebagian besar siswa pulang ketika akhir pekan.
Minggu (21/1) polisi menggelar penyelidikan terkait insiden tersebut. Kementerian Manajemen Darurat telah mengirimkan tim ke lokasi. Lusinan petugas berada di dalam dan sekitar area yang dipasangi garis polisi di dekat sekolah. ”Ada penyelidikan yang sedang berlangsung di dalam. Tidak ada yang bisa masuk,” ujar salah satu pejabat kepolisian setempat kepada Agence France-Presse.
Desa Yanshanpu terletak di pinggiran Nanyang, sekitar 850 kilometer sebelah barat Shanghai. Belum ada penjelasan resmi mengenai penyebab pasti insiden mematikan tersebut. Namun, China Central Television (CCTV) telah melaporkan bahwa seorang pemilik sekolah yang bernama Li Jizhong telah ditahan.
Otoritas setempat juga telah memanggil para orang tua korban untuk diambil sampel DNA-nya. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial Tiongkok Weibo, seorang pria bermarga Fan mengatakan bahwa anak lelakinya ikut menjadi korban.
”Kami sebagai orang tua belum diizinkan melihat anak-anak kami. Kami hanya dapat melihat mereka ketika hasilnya (tes DNA, Red) sudah tersedia,” ujar Fan. Dia mengaku belum bisa menerima kematian anaknya. (sha/c9/bay)