• Senin, 22 Desember 2025

Waspada..!! Kanker Testis Mengintai Pria Usia Produktif, Deteksi Dini Jadi Kunci Kesembuhan

Photo Author
- Senin, 21 Juli 2025 | 07:52 WIB
Ilustrasi pria sehat.
Ilustrasi pria sehat.

Kanker testis berpotensi menyerang pria usia produktif, terutama pada rentang usia 15 hingga 35 tahun. Meski tergolong langka, kanker ini tidak boleh dianggap sepele karena dapat berkembang menjadi ganas dan menyebar ke organ lain bila tidak ditangani secara medis.

Data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022 mencatat lebih dari 72.000 kasus baru kanker testis di seluruh dunia. Meski hanya mencakup kurang dari satu persen dari total kasus kanker global, kanker testis memiliki tingkat kesembuhan tinggi, mencapai lebih dari 95 persen jika terdeteksi sejak dini.

Spesialis Urologi dari Primaya Hospital Makassar, dr. Syakri Syahrir, Sp.U(K), menjelaskan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat menyebabkan banyak pasien datang dengan kondisi kanker yang sudah berkembang.

“Kanker testis tidak akan sembuh tanpa penanganan medis. Pada stadium awal, gejalanya sering tidak terasa, sehingga penting bagi pria untuk memperhatikan perubahan pada organ reproduksi mereka,” ujar dr. Syakri, melalui rilisnya.

Kanker testis terjadi akibat pertumbuhan sel abnormal di dalam testis yang tidak terkendali dan membentuk tumor ganas. Jika dibiarkan, sel kanker dapat menyebar melalui darah atau getah bening ke paru-paru, hati, hingga tulang.

Jenis kanker testis yang paling umum adalah germ cell tumor, yang berasal dari sel pembentuk sperma. Tipe ini terbagi menjadi seminoma dan non-seminoma. Selain itu, terdapat jenis tumor stroma yang berasal dari jaringan hormon di testis, seperti tumor sel Sertoli dan Leydig.

Beberapa faktor risiko kanker testis antara lain riwayat keluarga dengan kanker serupa, infeksi HIV, testis tidak turun (kriptorkismus), kelainan bawaan pada penis, serta kondisi prakanker seperti karsinoma in situ.

Gejala awal yang perlu diwaspadai meliputi benjolan atau pembesaran testis, nyeri di skrotum, penumpukan cairan, pembesaran payudara, serta nyeri punggung atau perut bagian bawah.

Untuk menegakkan diagnosis, pasien perlu menjalani pemeriksaan fisik, USG skrotum, tes darah untuk penanda tumor, CT scan, PET scan, dan biopsi jika diperlukan. Penanganan kanker testis meliputi operasi pengangkatan testis (orkiektomi), kemoterapi, dan radioterapi. Jenis terapi ditentukan berdasarkan stadium kanker dan kondisi pasien.

Dr. Syakri menegaskan bahwa belum ada metode pencegahan spesifik untuk kanker testis. Namun, pemeriksaan mandiri secara rutin serta deteksi dini melalui konsultasi ke dokter spesialis urologi dapat meningkatkan peluang kesembuhan.

“Mengurangi faktor risiko dan rutin memeriksa kondisi testis sendiri adalah langkah awal yang sangat penting,” tutupnya. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Pontianak Post

Rekomendasi

Terkini

6 Tanda Awal Serangan Jantung yang Sering Diabaikan

Selasa, 21 Oktober 2025 | 11:15 WIB
X