• Senin, 22 Desember 2025

Memory of Yupa; Upaya Pemkab Kukar Lestarikan Sejarah Kerajaan Kutai Sebagai Memori Kolektif Bangsa

Photo Author
- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 15:18 WIB
Konferensi pers Memory of Yupa yang dilaksanakan Diarpus Kukar untuk Memori Kolektif Bangsa (Elmo/Prokal.co)
Konferensi pers Memory of Yupa yang dilaksanakan Diarpus Kukar untuk Memori Kolektif Bangsa (Elmo/Prokal.co)

PROKAL.CO, TENGGARONG – Sebagai pusat Kerajaan Hindu tertua di Republik Indonesia (RI), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyimpan segudang sejarah dan budaya. Bukti peninggalan kejayaan Kerajaan Kutai sebelum masehi ini terabadikan dengan tujuh Prasasti Yupa. Menceritakan silsilah dan kebesaran Raja Mulawarman, ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Prasasti Yupa ini ditemukan di Bukit Ubus, pedalaman Kerajaan Kutai yang kini merupakan Kecamatan Muara Kaman. Tujuh prasasti ditemukan, menceritakan bagaimana kebijakan pemerintahan Kerajaan Mulawarman. Yang memberikan peringatan dan penghargaan terhadap tokoh-tokoh agama pada masa itu.

Kekayaan sejarah ini yang menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) untuk melestarikannya hingga generasi mendatang. Melalui “Memory of Yupa”, pemerintah berupaya mendaftarkan situs sejarah ini ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai Memori Kolektif Bangsa.

Hal ini disampaikan Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kukar, Rinda Desianti saat konferensi pers sosialisasi Memory of Yupa, Jumat (17/10) malam. Rinda menyebut, Yupa adalah bagian penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Dalam hal Nusantara, Kerajaan Kutai menjadi titik tonggak awal sejarahnya dan diharapkan dapat menjadi identitas bangsa dan identitas budaya yang kembali dikenal.

“Kita tahu bahwa sejarah bangsa dan budaya seringkali terlupakan. Melalui Memory of Yupa, kita mengharapkan keterlibatan berbagai pihak. Dari komunitas literasi, komunitas budaya, pemerintah, media dan seluruh komponen masyarakat mempromosikannya hingga teregistrasi di ANRI,” ungkap Rinda.

Rinda juga mengatakan, selain Pemkab Kukar yang mendorong Memory of Yupa. Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV juga mendorong agar tujuh prasasti ini masuk ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Tujuannya sendiri ujar Rinda, adalah memperkuat identitas nasional dan budaya. Sekaligus mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dan festival Memory of Yupa yang dilaksanakan tanggal 15 dan 16 November mendatang di Muara Kaman akan memperkenalkan masyarakat pentingnya Yupa.

“Kami sekarang fokus menginventaris berbagai situs-situs sejarah Kukar, termasuk di Kecamatan Sangasanga. Sehingga seluruh masyarakat bisa kenal Kukar di tingkat nasional dan internasional,” tutup Rinda.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Kegiatan Memory of Yupa dari Naga Pore, Dedi Nala Arung mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari syarat mendaftar ke ANRI. Adapun tujuan dari kegiatan ini mensosialisasikan Memory of Yupa ke khayalak umum. Dirangkai dengan beberapa kegiatan.

Di antaranya adalah pameran arsip sejarah tentang Memory of Yupa, juga situs-situs cagar budaya lainnya. Talkshow dan seminar dengan menghadirkan ahli sejarah dan budayawan. Lomba menulis artikel, cerita rakyat serta membuat reels untuk wartawan dan masyarakat,

Adapun pertunjukan seni dan budaya yang merepresentasikan kebudayaan Kutai. Kegiatan mendongeng. Dan yang terakhir, tradisi beseprah atau makan bersama, sebagai upaya mempererat ikatan sosial antara pejabat, tokoh masyarakat, dan warga.

“Dalam kegiatan ini kami angkat tema besarnya Yupa Muara Kaman sebagai arsip lokal yang menjadi cermin nasional,” ujar pria yang akrab disapa Nala ini.

Nala juga menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai menjaga warisan budaya. Dengan tema ambisius “Dari Kutai Kartanegara, Menguatkan Masa Lalu dan Menata Masa Depan”, Pemkab Kukar ingin budaya menjadi fondasi kuat menuju Indonesia Emas 2045.

Juga mendukung visi dan misi Kukar Idaman Terbaik, yakni menjadikan Kukar sebagai fondasi pangan, pariwisata, industri hijau, sejahtera, dan berkelanjutan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X