Kompol Yogi dan Misri menempati Villa Tekek – The Beach House Resort, sedangkan Ipda Haris, Brigadir Nurhadi, dan P menginap di Natya Hotel.
Sore hari sekitar pukul 16.30 WITA, mereka berkumpul di Vila Tekek dan mulai berpesta. Berdasarkan hasil penyidikan, mereka mengonsumsi obat penenang jenis Riklona dan ekstasi, serta minuman keras jenis tequila.
Kombes Syarif Hidayat, Dirreskrimum Polda NTB, membenarkan bahwa unsur narkoba terlibat dalam pesta tersebut.
“Saat itu ada pesta di vila, dan para pelaku diduga membawa serta menggunakan narkoba,” ungkapnya.
Sekitar pukul 20.00 WITA, seluruh rombongan terlihat berendam di kolam renang vila. Di tengah suasana mabuk, muncul dugaan bahwa Brigadir Nurhadi menggoda salah satu dari dua wanita yang hadir.
Tindakan itu diduga memicu kemarahan dua atasannya yang kemudian melakukan penganiayaan secara brutal terhadapnya.
Dalam konferensi pers yang digelar pada 4 Juli 2025, Arfi Syamsun, ahli forensik dari Universitas Mataram, mengungkap penyebab kematian Brigadir Nurhadi. Menurutnya, korban mengalami kekerasan pada leher yang menyebabkan patah tulang.
“Pada saat terjadi kekerasaan di daerah leher yang bersangkutan masih hidup, faktanya ada resapan darah di resapan fraktur. Yang bersangkutan berada di air itulah yang mengakhiri hidupnya,” ujar Arfi.
Lebih lanjut, hasil autopsi menunjukkan sejumlah luka serius lainnya: lecet di dahi, resapan darah di kepala bagian depan dan belakang, luka sobek di kaki kiri, serta patah pada tulang lidah.
“Kalau tulang lidah yang mengalami patah, maka lebih dari 80 persen penyebabnya karena pencekikan atau penekanan pada area leher,” tambah Arfi, seperti dikutip dari Antara.
Temuan tersebut memperkuat dugaan bahwa Nurhadi tewas bukan semata-mata karena tenggelam, tetapi akibat kekerasan fisik berat yang dialaminya terlebih dahulu.
Peran Misri Puspa Sari dalam Kasus
Keberadaan Misri di lokasi kejadian bukanlah kebetulan. Ia datang ke Lombok atas undangan Kompol Yogi, yang sebelumnya menjalin komunikasi dengannya melalui Instagram dan WhatsApp.
Misri diketahui menerima bayaran sebesar Rp10 juta untuk menemaninya selama berada di Gili Trawangan.