• Senin, 22 Desember 2025

Puluhan Masih Tertimbun Tanah

Photo Author
- Rabu, 2 Januari 2019 | 10:15 WIB

SUKABUMI – Longsor di Dusun Garehong, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, membuka lembaran kelam pergantian tahun 2018 ke 2019. Berdasar data milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 107 jiwa dari 32 kepala keluarga (KK) yang terdampak musibah tersebut. Selain banjir, tanah longsor memang juga menjadi momok yang harus diwaspadai saat musim hujan.

Hingga berita ini ditulis, pencarian korban masih dilakukan tim gabungan. Namun, menurut BNPB, hingga kemarin siang (1/1) tercatat sudah 60 orang yang berhasil diselamatkan. Selain itu, ada empat korban luka yang dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Pelabuhan Ratu. BNPB juga mencatat sembilan orang meninggal dunia. ”Sebanyak 34 orang belum diketahui,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Danrem 061/Surya Kencana Kolonel Inf M. Hasan mengungkapkan, berdasar hasil evakuasi terbaru tadi malam, petugas gabungan berhasil mengevakuasi 15 korban meninggal dari 35 warga yang diduga tertimbun di lokasi longsor. ”Sementara untuk korban yang belum ditemukan keberadaannya tinggal 20 orang lagi. Data ini sementara berdasar laporan ter-update,” katanya kepada Radar Sukabumi (Jawa Pos Group) kemarin.

Kepala Seksi Ops Siaga Pencarian dan Pertolongan Basarnas DKI Jakarta I Made Oka Astawa menambahkan, berdasar laporan sementara kemarin pukul 14.30, longsor telah mengakibatkan 30 unit rumah tertimbun tanah dengan jumlah 32 KK dan 101 jiwa. ”Dari ratusan jiwa ini, 63 jiwa di antaranya selamat. Sedangkan 3 korban luka dan 15 ditemukan meninggal. Sisanya tinggal 20 jiwa lagi yang belum ditemukan,” ujarnya.

Sutopo menceritakan, kejadian bermula saat hujan deras mengguyur Kecamatan Cisolok. Beberapa jam sebelum pergantian tahun (Senin, 31/12), tepatnya pukul 17.30, tanah longsor tiba-tiba menerjang permukiman warga. Seusai kejadian, jaringan listrik padam. Kondisi tersebut menghambat jaringan komunikasi. Termasuk di antaranya telepon seluler. Sehingga jumlah korban sempat simpang siur. ”Komunikasi dengan tim di lapangan hanya bisa menggunakan radio komunikasi atau handy talky,” ujarnya.

Pencarian sempat dihentikan pada malam hari karena hujan kembali mengguyur. Belum lagi listrik yang tidak kunjung menyala. Kondisi semakin buruk lantaran akses ke lokasi kejadian cukup sulit. Jalan menuju permukiman itu terjal dan berbatu. ”Untuk evakuasi, diperlukan alat berat. Namun, kondisi akses jalan dan medan cukup berat menuju lokasi bencana,” jelas pria asli Boyolali tersebut.

Pencarian lantas berlanjut kemarin pagi. Jumlah korban yang ditemukan meninggal pun masih mungkin bertambah. Bukan hanya itu, longsor susulan juga sempat terjadi selama pencarian korban berlangsung. ”Longsor susulan masih terjadi meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah rapuh dan berlumpur,” ujarnya.

Meski sudah menyiapkan tiga unit alat berat, sementara pencarian masih dilakukan dengan mengandalkan peralatan sederhana. Sebab, petugas tidak bisa sembarangan menggerakkan alat berat ke titik longsor. Untung, masih ada masyarakat yang bersedia membantu para korban. Namun, ada juga yang datang hanya untuk melihat lokasi terdampak bencana tersebut. ”Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana,” ujarnya.

Kodam III/Siliwangi maupun Polda Jawa Barat sudah mengirim bantuan menuju lokasi longsor di Kecamatan Cisolok. Berdasar keterangan dari Kapendam III/Siliwangi Kolonel Arh Hasto Respatyo, total petugas gabungan yang mereka kerahkan sebanyak 398 orang. Seluruh prajurit TNI digerakkan Korem 061/Surya Kencana. ”Termasuk dari Kodim 0622/Kabupaten Sukabumi sudah dari kemarin (Senin) stand by,” ungkap dia kemarin.

Hasto mengakui, belum ada pengerahan prajurit dari Kodam III/Siliwangi untuk membantu Korem 061/Surya Kencana. ”Sejauh ini masih bisa di-handle tingkat korem,” imbuhnya. Meski demikian, prajurit di Bandung tak lantas tidak bersiap diri. Dia memastikan bahwa kekuatan yang dimiliki instansinya siap dikerahkan kapan pun. ”Kami sudah siap mendorong kebutuhan yang dibutuhkan,” tegasnya.

Perwira menengah TNI-AD itu juga menyampaikan, jajarannya siap membantu pemerintah daerah setempat untuk menanggulangi musibah yang terjadi di sana. ”Saya yakinkan bahwa unsur-unsur di tingkat kodim, koramil, maupun babinsa setempat sudah memonitor dan melakukan langkah-langkah upaya untuk membantu evakuasi dan identifikasi,” beber Hasto.

Di samping prajurit, instansinya turut mengerahkan alat berat. Sampai kemarin sudah ada dua alat berat yang dikirim. Keduanya dikerahkan untuk memudahkan pencarian korban yang diduga masih tertimbun tanah. Dengan kondisi dan situasi di lokasi kejadian saat ini, pengerahan alat berat dinilai perlu. Tujuannya ialah mempercepat pencarian korban sehingga peluang menemukan korban selamat tidak menipis.

Kolonel Inf M. Hasan menambahkan, kehadiran dua alat berat memang membantu proses evakuasi. ”Namun, satu alat berat lagi tidak bisa masuk ke lokasi. Lantaran cuaca tidak memungkinkan,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Sukabumi Didi Supriadi menjelaskan, pihaknya telah mengerahkan semua armada ambulans serta membuka pos kesehatan untuk membantu evakuasi. ”Dinkes dibantu semua stakeholder akan siaga sampai evakuasi darurat bencana alam selesai. Selain itu, kami akan siagakan tim medis pemulasara jenazah,” terangnya.

Sementara itu, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setiap bulan sudah mengeluarkan surat edaran tentang potensi longsor di berbagai provinsi. Data tersebut tidak hanya mencakup detail per kabupaten, tapi didetailkan hingga level kecamatan. Selain itu, diberikan informasi jenis potensi longsoran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X