• Senin, 22 Desember 2025

Ramadan Sudah Dekat, Kepala Daerah Diminta Urus Harga Beras yang Masih Mahal

Photo Author
Indra Zakaria
- Kamis, 29 Februari 2024 | 08:32 WIB
ilustrasi padi
ilustrasi padi

 

Dua pekan jelang Ramadan, masyarakat dihadapkan situasi pelik. Jika harga beras terus naik dan tidak terkendali, biaya hidup secara keseluruhan pun akan meningkat. Imbasnya ke mana-mana.

 

BALIKPAPAN–Terus meroketnya harga beras medium, berdampak pada harga komoditas pangan yang ikut naik. Kenaikan ini tentu menimbulkan kekhawatiran akan imbasnya terhadap inflasi dan daya beli masyarakat.

Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok yang dikutip dari BPS, dalam 4 minggu pada Februari 2024 beberapa komoditas pangan yang menunjukkan tren peningkatan selain beras ada cabai merah, telur ayam ras, serta daging ayam ras. Di Balikpapan, harga beras medium berkisar Rp 13 ribu per kilogram. Namun, khusus beras premium harganya sudah mencapai Rp 17.500 per kilogram.

Baca Juga: Terjadi di 268 Kabupaten dan Kota, Harga Beras Semuanya Naik

Sementara di Tenggarong, Kukar, per kilo beras mencapai Rp 16.000–18.000. Harga ini meningkat dari biasanya yang Rp 15.000 per kilogram. Adapun beras kualitas premium kemasan 5 kilogram dari Pulau Jawa, dijual seharga Rp 85.000–90.000 per kemasan. Bahkan kemasan serupa dari Pulau Sulawesi lebih mahal.

Mengantisipasi kenaikan harga sejumlah bahan pokok menjelang Ramadan pekan kedua Maret nanti, Badan Pangan Nasional mengambil beberapa kebijakan. “Badan Pangan Nasional telah mendorong penyaluran beras SPHP dengan di seluruh Indonesia dengan target minimal 1,2 juta ton di tahun 2024 ini, serta penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) Komersial hingga 30 Maret 2024 di seluruh Indonesia dengan target 250 ribu ton,” kata Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo dalam keterangannya kemarin di Jakarta.

Baca Juga: Inflasi Beras: Harga per Kilogram Mencapai Rp 16.000–Rp 18.000 di Kukar

“Hingga Februari ini telah dilakukan GPM (Gelar Pasar Murah) sebanyak 1.658 kegiatan. 82 kegiatan di pusat, 472 kegiatan di 38 provinsi, dan 1.028 kegiatan di 514 kabupaten/kota, dan masih akan terus bertambah terutama menjelang Ramadan nanti,” tambah Nyoto. Lanjut dia, hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden RI beberapa waktu lalu agar penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebesar 200 ribu ton per bulan hingga Maret 2024.

Pada bagian lain, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjamin stok pangan menjelang Ramadan cukup. “Ramadan nanti, stok pangan kita cukup terutama beras. Kami di Badan Pangan Nasional bersama BUMN pangan dan seluruh stakeholder pangan, terus bahu-membahu dalam memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat,” tutur Arief di Jakarta.

Menurutnya, penyaluran beras SPHP dan bantuan pangan beras memerlukan stok beras yang kuat. Sehingga Badan Pangan Nasional mendorong percepatan realisasi impor beras oleh Perum Bulog dari kuota persetujuan impor yang telah diterbitkan. Terpisah, Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir meminta pemerintah daerah agar berkoordinasi dengan Perum Bulog.

"Kepala daerah agar berkoordinasi dengan Bulog untuk penyaluran beras SPHP, hal tersebut untuk dapat menekan kenaikan harga beras" tegas Tomsi. Di sisi lain, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik mengatakan, dari hasil sidak di gudang Perum Bulog Balikpapan, beras premium yang diambil dari Bulog lalu dijual Rp 57.500, masih wajar. “Yang harganya cukup tinggi memang beras premium di luar pasokan Bulog,” kata Akmal.

Dia juga menyampaikan, persoalan el nino yang sempat terjadi sejak tahun lalu hingga awal tahun ini, membuat sentra penghasil padi ada yang mengalami gagal panen. Akan tetapi, pihaknya telah melakukan langkah-langkah bersama Bulog untuk mengintervensi harga ketika disparitas harga terlalu tinggi. Apalagi saat ini, ada sekira 20 ribu ton beras di Gudang Bulog yang siap untuk memenuhi kebutuhan beras di seluruh Kaltim.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Jawapos, Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X