• Senin, 22 Desember 2025

Konvensi Nasional Media Massa, Bangun Kesadaran Bersama Atasi Disrupsi Berganda

Photo Author
Faroq Zamzami
- Jumat, 21 Februari 2025 | 08:33 WIB
Ninik Rahayu (Instagram)
Ninik Rahayu (Instagram)

PROKAL.CO, JAKARTA-Perkembangan teknologi membuat media massa mengalami disrupsi berganda. Mulai dari cara mendapatkan iklan, hingga proses produksi konten.

Pada era kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI), media massa kembali menghadapi tantangan yang tidak mudah. Penggunaan kecerdasan buatan melahirkan peluang sekaligus ancaman bagi ekosistem media.

Baca Juga: Mudyat Noor-Waris Muin Pimpin PPU, Mitos Inkumben Selalu Tumbang Berlanjut

Kurangnya inovasi dan adaptasi, membuat sejumlah media gagal memanfaatkan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan untuk meningkatkan distribusi konten dan efisiensi operasional.

Media massa, yang selama puluhan tahun menjadi pilar utama penyebaran berita, menghadapi tantangan yang serius. Disrupsi berganda terhadap media massa tersebut menjadi tema dalam Konvensi Nasional Media Massa 2025, yang berlangsung di Hall Dewan Pers, Jakarta, Kamis (20/2/2025) siang.

“Konvensi ini diniatkan untuk membangun kesadaran bersama antara masyarakat pers di negeri ini dengan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan platform mengenai tantangan dan peluang disrupsi berganda yang dihadapi media massa,” kata Tri Agung Kristanto, Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan dan Pengembang Profesi, Dewan Pers.

Menurut Tri Agung yang juga ketua panitia Konvensi Nasional Media Massa 2025, konvensi yang akan berlangsung dalam dua sesi tersebut diharapkan bisa menemukan serta membangun pemahaman dan langkah bersama yang saling mendukung dalam satu ekosistem media, agar bisa berkembang bersama dan saling menguntungkan.

Baca Juga: Culture Shock di Penajam Paser Utara, Kabupaten Penyangga Ibu Kota Nusantara

“Jika kondisi ini bisa terwujud, maka jurnalisme berkualitas, jurnalisme yang mencerahkan, dan jurnalisme yang memberdayakan publik bisa terwujud,” katanya.

Konvensi Nasional Media Massa 2025 bertujuan menganalisis dampak disrupsi digital, teknologi informasi, dan kecerdasan buatan terhadap media massa.

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu dalam sambutannya mengatakan, industri pers sedang tidak dalam kondisi menguntungkan.

Media massa tak lagi jadi sumber utama warga mencari berita, iklan nasional perusahaan pers 75 persen diambil alih platform digital global dan media sosial.

Belum lagi efisiensi anggaran di sejumlah kementerian yang secara tidak langsung ikut berpengaruh pada media.

”Untuk itu, para insan pers mau tak mau harus memutar otak agar industri media bisa bertahan di tengah badai yang seakan tak berhenti. Di tengah disrupsi ganda yang kita hadapi, kita harus mampu bertahan memanfaatkan peluang-peluang baru yang muncul sekaligus membenahi kualitas pemberitaan kita,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Tags

Rekomendasi

Terkini

X