• Minggu, 21 Desember 2025

Indonesia Rencana Beli Kapal Induk Bekas Italia, Segini Biaya Operasional Perharinya

Photo Author
- Selasa, 30 September 2025 | 08:26 WIB
Kapal induk milik Angkatan Laut Italia  ITS Giuseppe Garibaldi (C 551).
Kapal induk milik Angkatan Laut Italia ITS Giuseppe Garibaldi (C 551).

Nilai pinjaman maksimum US$450 Juta (sekitar Rp7,4 triliun, tergantung kurs saat ini). Dana pinjaman ini disetujui tidak hanya untuk pembelian kapal induk bekas itu sendiri, tetapi juga untuk pembelian peralatan yang diperlukan guna mendukung operasional kapal.

Italia dilaporkan menawarkan kapal ini dalam satu paket bersama sekitar 30 unit jet tempur ringan AV-8B Harrier II bekas, meskipun detail final paket belum pasti.

Kebutuhan Personel Kapal

Kapal induk membutuhkan jumlah personel yang signifikan untuk mengoperasikan sistem navigasi, mesin, hingga mengelola operasi penerbangan di dek dan hanggar.

Total awak kapal (kru) sekitar 830 personel, yang terdiri dari awak kapal induk sekitar 550 Anak Buah Kapal (ABK). Personel Penerbangan (Fleet Air Arm) hingga 180 personel. Staf Komando (C4) hingga 100 staf (jika berfungsi sebagai kapal bendera/komando).

Estimasi biaya operasional kapal induk adalah data yang sangat sensitif dan jarang dirilis secara publik, terutama untuk pembeli baru seperti Indonesia. Namun, terdapat data historis yang memberikan gambaran umum saat kapal ini masih beroperasi di Angkatan Laut Italia:

Untuk biaya bulanan (tak termasuk misi pesawat), sebuah laporan tahun 2006 menyebutkan bahwa biaya operasional (hanya untuk menjaga kapal tetap beroperasi, tidak termasuk penerbangan) adalah sekitar €380.000 per bulan atau setara dengan Rp74 miliar dengan nilai tukar 1 Euro sebesar Rp19.498

Sementara biaya harian (Tidak Termasuk Penerbangan) dalam laporan lain pada tahun 2011 mencatat biaya sekitar €135.000 per hari (tidak termasuk biaya operasional jet tempur).

Penting untuk dicatat bahwa angka-angka ini adalah estimasi historis dari sumber yang tidak resmi dan belum mencakup seluruh biaya yang harus ditanggung TNI AL, seperti biaya rekonstruksi/modernisasi, biaya suku cadang kapal tua, biaya bahan bakar untuk operasi jangka panjang, serta biaya jam terbang dan pemeliharaan pesawat tempur/helikopter. Biaya operasional nyata kemungkinan akan jauh lebih tinggi setelah kapal direkonstruksi dan diintegrasikan ke dalam armada TNI AL.

Rencana Modernisasi

Rencana akuisisi ini juga menyertakan kemungkinan modernisasi besar-besaran atau rekonstruksi ulang kapal di Indonesia. Modifikasi yang dipertimbangkan termasuk:

Modernisasi sistem elektronik, sensor, dan radar.

Peningkatan fungsi sebagai pusat komando bergerak.

Potensi penambahan kemampuan mengoperasikan pesawat nirawak (drone) untuk memperkuat kemampuan tempur kapal di masa depan. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X