TIDENG PALE – Kabupaten Tana Tidung (KTT) memiliki potensi sektor wisata yang masih perlu dikembangkan secara optimal. Baik itu berupa objek wisata alam maupun buatan. Seperti hutan lindung, agrowisata, budaya dan kegiatan seni lainnya.
Hal itupun diakui Wakil Bupati KTT Hendrik, bahwa di Bumi Upuntaka--sebutan lain KTT, memiliki banyak potensi pariwisata yang terdapat di 5 kecamatan dan 32 desa. Tentunya memiliki ciri khas dan keunggulannya masing-masing.
“Misalnya peninggalan sejarah, keanekaragaman adat-istiadat, seni budaya, pesisir dan pedalaman,” jelas Hendrik.
Fokus pemerintahan ke depannya pada sektor wisata. Selain sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan lainnya. Menurut Hendrik, saat ini KTT sangat bergantung pada sumber daya alam. Sementara, sumber daya alam seperti hasil hutan, pertambangan batu bara, minyak dan gas bumi terus berkurang.
Adanya dukungan wilayah yang luas, dengan keindahan panorama alam, sungai hingga pegunungan, merupakan potensi bagi KTT. Diakui Hendrik, banyak potensi wisata di KTT yang menjadi ikon dan ciri khas daerah. Seperti Wisata Gunung Rian, Ekowisata Kujau, Goa Buong, Batu Mapan, Persemaian Inhutani, dan Hutan Mangrove.
“Kita perlu membangun sektor wisata ini sistematis, terencana, terpadu, dan berkelanjutan,” tutur Hendrik. Hal ini sebagai wujud perlindungan terhadap nilai-nilai seni, adat-istiadat, budaya dan agama yang hidup dalam masyarakat KTT yang multikultural. Dalam membangun pariwisata di KTT, tentu berbeda dengan daerah wisata yang sudah maju, seperti Jawa dan Bali. (*/mts/uno)