TIDENG PALE – Pelaku usaha sarang burung walet di Kabupaten Tana Tidung (KTT) diberikan pelatihan budidaya, yang dilaksanakan di Pendopo Djafarudin, Senin (8/11).
Bupati KTT Ibrahim Ali menginginkan, agar pelaku usaha walet dapat memanfaatkan ilmu yang diberikan oleh pemateri. “Ilmu ini jarang didapat dan memang pakarnya yang kita dihadirkan. Saya minta peternak walet fokus ikuti pelatihan ini,” pinta Ibrahim yang disua saat acara.
Pelatihan yang diberikan, tidak sekadar budidaya. Bahkan, memiliki manfaat salah satunya dapat membuka lapangan kerja dan peluang usaha. Apalagi, di KTT saat ini mesin pencabut bulu sarang walet tidak ada. Pelaku usaha walet memberikan benefit langsung ke daerah. Dengan penerapan pajak dan secara otomatis meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Diakui Ibrahim, potensi sarang walet terbesar ada di Tana Tidung. Bahkan, jika dianalogikan setiap kecamatan di KTT lebih banyak rumah walet daripada rumah warga. Namun, Bupati menilai hal ini lebih baik, tinggal pemerintah daerah mengemas agar benefitnya dapat.
Salah seorang pelaku usaha walet Udin (34) mengakui, pendapatan usaha walet menjanjikan. Apalagi dibudidayakan sesuai prosedur dan keterjaminan dari segi makanan dan tempat yang strategis. “Usaha ini menjanjikan pak, kalau saja kita pintar menggelolanya. Kalau saja jumlahnya banyak, kita bisa panen setiap bulan,” ujar Udin.
Mengenai penarikan pajak ataupun retribusi, kata dia, sebenarnya tidak menjadi persoalan. Asalkan ada timbal balik yang didapatkan. Misalnya fasilitas yang diberikan pemerintah daerah bagi pelaku usaha walet. (*/mts/uno)