Prokal.co - BIDUKBIDUK - Jembatan Teluk Sumbang yang menghubungkan Kampung Teluk Sumbang Utama dengan wilayah RT 2 rusak parah usai dihantam arus besar.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, bersama Wakil Bupati Berau, Gamalis, serta jajaran DPUPR Berau, pun meninjau dampak kerusakan jembatan itu, Rabu (8/5).
Bupati Berau, Sri Juniarsih, menerangkan jembatan tersebut memang menjadi akses terdekat dan satu-satunya saat ini bagi masyarakat Kampung Teluk Sumbang di wilayah RT 2.
Baik itu untuk kegiatan sehari-hari seperti sekolah, bekerja, hingga kegiatan ekonomi mengangkut hasil perkebunan.
“Saya menyempatkan menyeberang tadi, melihat bagaimana masyarakat di sana dan seperti apa keinginannya,” ungkapnya.
Menyeberang dengan alat penyeberangan sementara didampingi jajaran, bupati justru menemukan hal baru di sana.
Di wilayah tersebut justru terdapat wilayah pantai yang potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata sekitar.
“Di sana malah ada pantai bagus, ini bisa menjadi dasar kita untuk kembangkan seperti apa nantinya,” ujarnya.
Kepada bupati, masyarakat sendiri sejauh ini tak banyak menyampaikan keluhan, masyarakat hanya meminta perbaikan segera dilakukan karena itu akses jadi tulang punggung untuk lini kegiatan masyarakat di sana.
“Kalau di sini kita bangun jembatan permanen, maka cost-nya bengkak, dan tidak bisa segera direalisasikan,” terangnya.
Sehingga kata Sri, opsi paling kuat adalah peningkatan jalan masuk melalui jalan poros kampung yang hanya perlu dilakukan peningkatan total sekitar 2 km.
Meski harus memutar, namun terdapat potensi lain yang bisa dimanfaatkan. Selain itu, koneksi jalan tersebut dinilai lebih representatif untuk angkutan pertanian masyarakat, di samping perbaikan jangka pendek jembatan rusak juga akan dilakukan.
“Ya tadi kita menyeberang, ngobrol dengan masyarakat, mereka tidak masalah kalau ada akses baru tadi, apalagi lebih representatif jalannya kan,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan, DPUPR Berau, Benny Sepriady Panjaitan, berjanji penanganan akan dipetimbangkan matang-matang untuk kali ini.
Sebagaimana diketahui, sebagian besar masyarakat di wilayah RT 2 memiliki kegiatan berkebun dan bertani, di
mana angkutan utama yang membutuhkan akses jalan ialah angkutan hasil pertanian kelapa buah.
“Sebelumnya kalau rusak mereka pakai kapal untuk menyeberangkan hasil tani, sampai tengah malam. Akhirnya mereka merasa sungkan dengan masyarakat sekitarnya,” ujarnya.
Sehingga, ketika dikabarkan akan dibuat akses jalan darat yang bagus, respons masyarakat dinilai positif. Sebab mereka bisa beraktivitas mengangkut hasil pertanian dengan nyaman tanpa mengganggu masyarakat sekitar.
“Mereka malah senang begitu tahu akan dibuatkan jalan, meskipun memutar sedikit,” ungkapnya.
Sehingga, penanganan dalam waktu dekat ini kata Benny adalah pembukaan jalan sepanjang 1 km dan peningkatan jalan poros yang sudah ada sekitar 1 km. “Sehingga kurang lebih 2 km yang akan kita tangani ini,” jelasnya.
Jalan akses baru itu kata Benny, juga tetap akan melewati jembatan. Namun, di sisi akses jalan baru itu pembangunan jembatan sudah memiliki perencanaan untuk pembangunan fisiknya.
“Di sana (jembatan baru) sekarang ini sudah terpasang kayu log, dan nanti akan dibangun permanen,” ujarnya.
Jembatan baru itu kata Benny, tipekal wilayahnya hampir sama dengan jembatan yang baru putus. Namun nantinya akan dibuat lebih tinggi dengan bentang jembatan yang lebih panjang mencapai 60 meter.
Sehingga ketika terjadi arus besar tidak akan bermasalah dan ditopang dengan konstruksi bangunan permanen.
“Di sana lebih tinggi karena arusnya ya, dan dibangun secara permanen. Kebutuhan anggarannya seperti yang disampaikan kurang lebih Rp 10 miliar,” paparnya.
Dengan demikian, Benny berharap nantinya jembatan yang saat ini terputus bisa dibangun dengan gaya baru, sehingga akan mendukung kampung sebagai wilayah dengan destinasi wisata.
“Harapan kami begitu, tapi nanti kan kita tunggu realisasinya,” jelasnya. (sen/adv/far)