Prokal.co, SANGATTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Joni sangat antusias menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah (Hari Raya Qurban) yang jatuh pada 17 Juni 2024 mendatang.
Ia mengharapkan penyaluran hewan qurban bisa fokus pada daerah-daerah pedalaman yang ada di Kutim. Sebab kata dia wilayah pedalaman jarang tersentuh pembagian hewan qurban, hal itu ia ungkapkan pada Kamis (13/6).
Politisi PPP ini juga berpendapat bahwa pembagian secara merata sangat penting dilakukan, karena masih banyak daerah-daerah pedalaman yang ada di Kutim membutuhkan hewan qurban.
“Saya harap dalam hari Idul Adha ini, yang merupakan agenda wajib umat muslim bagi yang mampu berqurban, penyalurannya bisa ke pedalaman-pedalaman. Karena yang lebih membutuhkan itukan yang di wilayah pedalaman sana,” ungkapnya.
Joni juga mengungkapkan bahwa di beberapa daerah pedalaman sering kali tidak memiliki akses yang sama dengan perkotaan, sehingga pada saat penerimaan hewan qurban khususnya pedalaman dari mereka banyak yang tidak mendapatkan pembagian hewan qurban.
“Wilayah pedalaman itu tidak seperti di kota yang banyak melakukan qurban. Kalau mereka bisa menyalurkan hasil qurban ke pedalaman desa-desa, saya kira itu sangat bagus. Artinya, itu yang betul-betul yang membutuhkan mendapatkan bagian secara tepat sasaran,” ucapnya lagi.
Dirinya juga menyoroti ketimpangan pada proses penyaluran penerimaan hewan qurban di kota, yang cenderung menumpuk di beberapa tempat dan tidak merata. Hal itu kata dia sebenarnya perlu diantisipasi.
“Kalau di kota nanti tumpang tindih. Biasanya sudah dapat, nanti dapat lagi. Sedangkan di pedalaman, yang jarang sekali menerima daging, ini menjadi kesempatan untuk merasakan manfaatnya,” tambahnya.
Mengingat, kata Joni masyarakat di pedalaman masih bertaraf ekonomi menengah ke bawah. Sehingga untuk mendapat bagian itu merupakan salah satu cara untuk membuat warga cukup diapresiasi.
“Saya rasa mereka yang di pedalaman sangat jarang untuk membeli daging. Mungkin belum tentu sebulan sekali. Kalau ini ada sumbangan dari yang berqurban, itukan sudah lebih bagus. Semuanya bisa mendapat, tapi yang di kota sudah mapan jadi kita harusnya menyalurkan ke pelosok yang jarang menikmati daging,” sambungnya lagi.
Kendati demikian, Joni menegaskan bahwa keputusan akhir mengenai penyaluran hewan qurban, tetap berada di tangan masing-masing individu. Hanya ia mengungkapkan sedikit harapan untuk warga pedalaman.
“Sebenarnya hal seperti itu kembali ke pribadi masing-masing, dimana mereka yang berkurban ini menyalurkan hasil kurbannya. Itu hanya saran saja,” ujarnya. (Adv/la13/pro/jun)