PROKAL.CO, PENAJAM – Langkah besar untuk meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dilakukan melalui pelatihan dan sertifikasi bagi 111 tenaga konstruksi. Program ini digelar oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melalui Bidang Bina Konstruksi (Bikon), berlangsung di Hotel Grand Nusa, Nipah-Nipah, selama tiga hari (18-20 November 2024).
Kepala Bidang Bikon, Muhammad Saing, membuka acara ini dengan menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi bagi para pekerja konstruksi. “Sertifikat kompetensi adalah syarat mutlak yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017. Tidak hanya melindungi pekerja, tetapi juga memastikan kualitas hasil kerja dan keselamatan di lapangan,” ujar Saing.
Meski pelatihan telah dilakukan secara rutin, Saing mengakui masih ada tantangan besar. Berdasarkan data BPS 2022, terdapat lebih dari 5.400 tenaga kerja konstruksi aktif di PPU. Namun, baru sekitar 1.215 tenaga terampil dan 350 tenaga ahli yang memiliki sertifikasi.
“Kesenjangan ini harus segera ditutup. Pemerintah daerah terus berupaya melalui berbagai program pelatihan untuk memastikan pembangunan di PPU tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga berkualitas dan berdaya saing,” kata Saing.
Tahun 2024 menjadi momentum penting, dengan adanya bantuan keuangan spesifik sebesar Rp2,5 miliar dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Dana ini ditargetkan untuk melatih dan menyertifikasi 475 tenaga konstruksi di berbagai bidang, mulai dari operator hingga analis.
“Kami optimis, sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten akan mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga kerja bersertifikat. Ini bukan hanya investasi dalam pembangunan, tetapi juga pengembangan SDM lokal,” tambahnya.
Dari pelatihan yang digelar saat ini, 111 peserta terbagi dalam beberapa jenjang pekerjaan:
Tukang Bangunan Umum (Jenjang 1): 35 orang
Juru Ukur/Surveyor (Jenjang 3): 46 orang
Quantity Surveyor Madya (Jenjang 5): 12 orang
Quantity Surveyor Utama (Jenjang 6): 18 orang
Program pelatihan ini tidak hanya bertujuan melahirkan tenaga kerja bersertifikasi, tetapi juga menjawab kebutuhan mendesak akan profesionalisme di sektor konstruksi. Dengan semakin banyak tenaga kerja terampil dan ahli, pembangunan di PPU diharapkan menjadi lebih efisien, aman, dan bernilai tinggi.
“Ini adalah komitmen kita bersama untuk memastikan infrastruktur di PPU tidak hanya memenuhi kebutuhan masa kini, tetapi juga menjadi fondasi kokoh bagi masa depan,” tutup Saing.
