Pemilihan kepala daerah tahun 2024 di Balikpapan akan menjadi salah satu momen paling dinanti dalam perjalanan politik kota ini. Setelah mengalami beberapa periode di mana kontestasi politik diwarnai oleh calon tunggal, dinamika kali ini berbeda. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuka ruang lebih besar bagi banyak calon kepala daerah telah memberikan angin segar bagi para politisi dan masyarakat yang merindukan demokrasi yang lebih inklusif dan kompetitif.
Dalam kontestasi kali ini, salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Syukri Wahid, seorang politisi berpengalaman yang berpasangan dengan Muhammad Sabani, seorang birokrat senior.
Melalui podcast politik Balikpapan Pos yang dipandu langsung oleh Direktur Balikpapan Pos Ajid Kurniawan, Syukri Wahid yang kini mencalonkan diri sebagai calon wakil wali kota menyampaikan pandangannya tentang kondisi demokrasi di Balikpapan dan Indonesia secara umum. Syukri menyoroti bagaimana sebelumnya demokrasi di Balikpapan mengalami "defisit" karena kurangnya alternatif pilihan bagi masyarakat.
“Fenomena calon tunggal melawan kotak kosong ini menunjukkan betapa aspirasi publik terhambat oleh dinamika politik saat itu,” ujar Syukri.
Namun, perubahan besar terjadi setelah putusan MK. Dengan adanya penurunan ambang batas untuk mengusung calon kepala daerah, peluang untuk munculnya banyak kandidat menjadi lebih besar. Hal ini, menurut Syukri, menjadi momen penting dalam perjalanan demokrasi Balikpapan.
“Sekarang, dengan adanya tiga pasangan calon di Pilkada Balikpapan 2024, ini menandakan demokrasi kita kembali hidup. Masyarakat kini memiliki lebih banyak pilihan,” tambahnya.
Menghadapi Petahana, Tantangan dan Peluang
Syukri Wahid bukanlah nama baru dalam dunia politik Balikpapan. Sebagai seorang yang telah berkiprah selama lebih dari 15 tahun di DPRD Balikpapan, ia telah terlibat dalam banyak kebijakan dan keputusan penting yang memengaruhi kota ini. Dalam Pilkada 2024, ia berpasangan dengan Muhammad Sabani, seorang birokrat berpengalaman yang pernah menduduki jabatan penting, termasuk sebagai Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur.
Meskipun demikian, Syukri mengakui bahwa tantangan terbesar mereka adalah melawan petahana, Rahmad Mas’ud, yang memiliki keuntungan dari sisi akses terhadap kebijakan dan sumber daya.
“Petahana tentu memiliki keunggulan, tetapi dengan strategi yang tepat dan dukungan masyarakat, saya yakin kita bisa menghadirkan perubahan,” ujarnya.
Syukri menekankan bahwa kampanye mereka tidak akan berfokus pada menyerang secara personal, melainkan pada menawarkan solusi nyata bagi masalah-masalah yang dihadapi Balikpapan. Salah satu masalah besar yang mereka soroti adalah keterbatasan akses air bersih.
“PDAM Balikpapan saat ini masih menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk semua warganya. Banyak warga yang masih belum mendapatkan akses air secara merata. Ini menjadi prioritas kami,” jelasnya. (*)