Calon Wakil Wali Walikota Balikpapan Syukri Wahid mengungkapkan visinya untuk mengembalikan Balikpapan sebagai kota yang nyaman. Menurutnya, survei dan data menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Balikpapan telah kehilangan posisinya sebagai salah satu kota paling nyaman.
“Balikpapan dulu dikenal sebagai kota yang nyaman, bersih, dan aman. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, masalah-masalah seperti kemacetan, banjir, dan antrean di SPBU menjadi lebih umum,” paparnya.
Syukri berjanji bahwa jika terpilih, ia dan Sabani akan fokus pada pemulihan kondisi kota agar masyarakat bisa merasakan kenyamanan yang dulu pernah ada. Salah satu langkah yang akan mereka ambil adalah memperbaiki tata kelola infrastruktur, termasuk jalan raya dan pengelolaan air, serta mempercepat penyelesaian proyek yang sudah lama tertunda.
“Kami ingin memastikan bahwa Balikpapan kembali Beriman, menjadi kota yang bersih, indah, aman, dan nyaman untuk ditinggali. ” tambahnya.
Salah satu isu utama yang dibahas dalam podcast tersebut adalah masalah air bersih. Menurut Syukri, PDAM Balikpapan belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk seluruh warga kota. Berdasarkan audit, hanya 73% warga yang mendapatkan akses air bersih, sementara sisanya harus bergantung pada sumber air alternatif seperti sumur atau membeli dari pemasok swasta.
“Tugas kami adalah memastikan bahwa PDAM dapat menjangkau 100% penduduk Balikpapan,” tegas Sukri.
Ia menjelaskan bahwa salah satu hambatan utama dalam penyediaan air bersih adalah kurangnya modal yang diberikan oleh pemerintah kota kepada PDAM.
“Pemerintah seharusnya memberikan modal dasar sebesar Rp 1 triliun kepada PDAM, namun hingga saat ini baru sekitar Rp 400 miliar yang terealisasi,” ungkapnya.
Syukri berjanji, jika terpilih, ia akan menyelesaikan kewajiban ini dan memastikan PDAM memiliki dana yang cukup untuk memperluas jaringan air bersih.
Selain itu, Syukri dan Sabani berencana untuk membangun reservoir tambahan di beberapa titik strategis kota. Ini akan menjadi solusi jangka pendek untuk memastikan ketersediaan air selama musim kemarau atau ketika terjadi gangguan pasokan. (*)