Debat panas terkait problem yang tengah dihadapi warga Balikpapan yang digiring dan dijadikan isu utama bagi pasangan calon (paslon) nomor 3 Sabani-Syukri. Paslon itu, melemparkan isu ke forum debat pemilihan kepala daerah (pilkada) Balikpapan 2024 yang dihelat di Hotel Novotel pada Rabu (23/10).
Pasalnya, Sabani-Syukri memaparkan isu sulitnya bahan bakar minyak dan gas elpiji subsidi 3 kg dihadapan paslon nomor 1 Rahmad-Bagus.
Baca Juga: Sukses Perbaiki Infrastruktur Kaltim, Isran-Hadi Dukung Penuh Pembangunan IKN
Sabani menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang mengeluh terkait persoalan yang terjadi di Kota Minyak, seperti BBM dan LPG subsidi 3 kg. “Pertanyaannya, bagaimana menyikapi masalah itu di masa yang akan datang kepada paslon nomor 1,” ucap Sabani.
Ketegangan mulai terjadi, saat Rahmad, merespons masalah sulitnya BBM dan LPG 3 kg. Menurut Rahmad, “Masalah minyak (BBM) di Kota Minyak, itu kebijakan bukan dari Wali Kota terkait masalah minyak (BBM),” ujarnya. Masalah minyak, kata dia, itu urusan pemerintah pusat, jadi warga Balikpapan harus mengetahui. Sebab, kata Rahmad, pemerintah daerah hanya mengantisipasi jika ada krisis.
“Pemerintah itu mengantisipasi kalau ada krisis, itulah pemerintah daerah harus berkomunikasi dengan pihak penyedia yaitu Pertamina,” ucapnya dengan nada tinggi. Dia menyebut, dia sudah berusaha untuk mengantisipasi masalah tersebut. “Dalam hal ini kan kita juga mengantisipasi antrean BBM di SPBU,” ujarnya.
Dikatakannya, kalau jumlah SPBU di Balikpapan juga jauh lebih sedikit dari Samarinda. “Kita meminta kepada Pertamina membangun SPBU karena dia bagian negara dan harus hadir untuk masyarakat Kota Balikpapan,” ucap Rahmad.
Dia menekankan bahwa untuk gas elpiji 3 kilogram itu hanya diprioritaskan bagi masyarakat miskin. “Kalau ada orang kaya menggunakan gas 3 kg, kita tuliskan aja rumahnya warga miskin,” kelakarnya.
Kendati demikian, Sabani menyatakan terkait masalah ini harus dilakukan dengan formulasi-formulasi melalui kebijakan dan komunikasi yang baik sehingga masyarakat tidak merasa tertekan. Syukri juga menyampaikan kritikan singkatnya. “Harusnya seorang pemimpin itu tidurnya tidak nyenyak kalau melihat antrean masih panjang di SPBU,” ucap Syukri.
Lantas, Rahmad berujar tentunya masalah ini tetap diperhatikan. Karena memang masyarakat juga sudah mengetahui masalah antrean BBM dan gas LPG 3 kg.
“Saya pikir masyarakat paham sih permasalahan ini. Adapun kekurangan ya tidak ada yang sempurna, ya masalah kekurangan pasti ada dan enggak mungkin semua dipenuhin,” balas Rahmad dalam memperdebatkan soal isu antrean BBM dan LPG 3 kg.
Lanjutannya, ia juga terus melakukan upaya untuk mengatasi masalah dengan melakukan komunikasi kepada pihak terkait. “Bagaimana kita mengatasi jangan sampai kita putus asa dan jangan pernah tidak berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, nah ini yang sudah dijalankan,” kata dia.
Sementara itu, Bagus menambahkan mengenai masalah antrean BBM dan LPG 3 kg, tetap akan menjadi evaluasi. “Semua akan kita evaluasi, semua akan kita kaji, dan ke depan kita akan tuntaskan. Ada distribusi yang salah tapi kita tidak akan mencari kambing hitam. Inilah langkah pemerintah untuk kita perbaiki di masa yang akan datang,” ungkapnya dalam perdebatan. (*)