Dua pasangan calon (paslon) nomor 2 Rendi Susiswo Ismail-Eddy Sunardi Darmawan, dan paslon nomor 3 Muhammad Sa’bani-Syukri Wahid, singgung soal politik dinasti dalam debat perdana yang dihelat di Hotel Novotel Balikpapan pada Rabu (23/10).
Menurut Eddy bahwa politik dinasti kerap dibicarakan oleh masyarakat Balikpapan. Dari isu itu, paslon Rendy-Eddy mempertanyakan pandangan dari paslon nomor 3.
“Menurut pandangan saudara apakah benar politik dinasti terjadi di Balikpapan atau jika terjadi seberapa serius dan merusak, lalu apa rencana saudara untuk menghambat terbangunnya dinasti politik, dan sebaliknya mempraktikkan merit sistem,” tanya Eddy.
Sabani menuturkan dalam politik sebenarnya tidak mengenal sekat-sekat, jadi semua pihak mendapat hak. Memang di Indonesia sistemnya kadang-kadang dari kekayaan lalu menjadi penguasa.
“Maka perlu dibuka satu konsep baru di Balikpapan sehingga semua orang bisa mengakses politik itu. Tidak berpengaruh terhadap kekayaan semata yang bisa menyebabkan rantai kekuasaannya dengan berbagai pihak yang dianggap kenal atau lingkungan sekitarnya (golongan),” cetus Sabani.
Menurut Sabani, memang tidak ada satu aturan yang melarang. Tapi sangat berpengaruh terhadap jalannya roda pemerintahan. Karena akan ada yang tersingkir dan merasa kecewa.
“Hal ini diakibatkan adanya sistem politik yang sangat menghawatirkan (politik dinasti). Oleh sebab itu, ke depan harus dirangkai yang betul-betul harus diakses untuk meminta hak-haknya,” sebutnya.
Dia menerangkan, kalau politik itu merupakan strategi untuk bisa menjalankan roda pemerintahan yang baik dan benar. Tentunya, dalam membuat satu kebijakan harus menyerap aspirasi masyarakat. Di satu sisi, keterbukaan informasi juga menjadi bagian yang penting yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat.
“Kita berupaya untuk menghindari politik yang mementingkan diri sendiri, keluarga, dan golongan tertentu. Ini harus kita pegang ke depapnya,” tutur Sabani. Syukri menegaskan, ia berkomitmen untuk tidak melestarikan budaya politik dinasti. “Kita juga menghindari berbisnis (dalam) berkuasa,” ungkapnya.
Dia menekankan, jangan sampai karena kepentingan bisnis itu dapat memuluskan kekuasaan yang hanya untuk kepentingan-kepentingan diri sendiri dan golongannya. Rendy menegaskan, bahwa politik dinasti penyakit demokrasi yang hanya mementingkan kerabat. Maka sebelum politik dinasti, harus dibangun dan dijaga sistem merit.
Ia memastikan bahwa tidak ada lagi kerabat atau orang terdekat yang diistimewakan. Jadi semuanya harus dibuka untuk semua warga tanpa terkecuali.
“Kita berdua sudah berkomitmen bahwa kita hadir untuk melayani masyarakat. Kita orang pertama yang mengatakan tidak ada hubungan kekerabatan dan keluarga kami yang terlibat dalam penyelenggaraan pemerintah, dampak dari kami berkuasa,” tegas Syukri. (*)