Hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mengakibatkan banyak hutan mangrove di kawasan Teluk Balikpapan dialihfungsikan untuk pembangunan industri, pemukiman, dan pelabuhan.
Hal ini membutuhkan komitmen dari calon pemimpin Balikpapan untuk melindungi ekosistem tersebut. Dalam debat yang digelar di Hotel Grand Senyiur Balikpapan pada Jumat (22/11), tiga pasangan calon Wali Kota Balikpapan menyampaikan komitmennya.
Calon Wali Kota Balikpapan nomor urut dua, Rendy, menegaskan bahwa jika terpilih, ia akan meminta polisi, baik Polda maupun Polres, untuk menangkap orang yang merusak kawasan mangrove.
“Kami akan minta polisi untuk menangkap orang yang merusak kawasan mangrove,” ujarnya. Menurutnya, persoalan ini berkaitan dengan konsistensi penegakan hukum dan perlindungan lingkungan. “Hancurnya lingkungan berkaitan dengan ketidakonsistenan dalam menegakkan hukum,” tambahnya.
Sementara itu, calon Wali Kota Balikpapan nomor urut tiga, Muhammad Sabani, menekankan pentingnya zonasi yang jelas dan diatur dalam peraturan daerah untuk menjaga kawasan mangrove. “Tanpa zonasi yang disepakati dan diatur dalam peraturan daerah, akan sulit untuk mengontrolnya. Zonasi ini perlu segera ditetapkan,” ungkapnya.
Calon Wakil Wali Kota nomor urut tiga, Syukri, menambahkan bahwa selain peraturan zonasi, penindakan juga sangat penting. Ia mencontohkan kasus di kawasan Graha Indah, di mana empat RT terdampak akibat kerusakan mangrove. “Izin prinsip dan izin IMB kenapa bisa keluar kalau itu jelas-jelas merusak hutan mangrove di Graha Indah,” paparnya. Menurutnya, ketidaksinkronan peraturan dan kebijakan menyebabkan hilangnya hutan hijau dan hutan lindung.
Calon Wali Kota Balikpapan nomor urut satu, Rahmad, menuturkan bahwa menjaga hutan mangrove adalah komitmen bersama. “Penyebab kerusakan mangrove bukan hanya pembangunan yang tidak terarah, tetapi juga abrasi,” katanya.
Ia menekankan pentingnya penanaman kembali hutan mangrove yang terkena abrasi dan memperluas wilayah mangrove. “Perusahaan juga harus berkomitmen karena ini terkait dengan perkembangan ekonomi yang harus saling mendukung,” ungkap Rahmad. Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada pengusaha untuk menjaga hutan mangrove di Balikpapan.(*)